INILAH.COM, Washington – Departemen Keamanan Dalam Negeri dan
FBI mengeluarkan peringatan bahwa ancaman terhadap warga Amerika Serikat
akan meningkat seiring dengan merebaknya sentimen anti-Amerika akibat
film yang menghujat Islam dan Nabi Muhammad.
Film berjudul Innocence of Muslims
itu telah membuat marah warga Muslim dunia. Massa di berbagai negara
merusak fasilitas milik AS, termasuk gedung kedutaan besar. Di Libya,
Duta Besar AS untuk Libya dan tiga orang stafnya tewas oleh amuk massa.
Menurut
Senator Dianne Feinstein, akan muncul protes menenantang film itu dan
negara di mana film itu dibuat, Amerika Serikat. Departemen Keamanan
Dalam Negeri dan FBI menyatakan dalam buletin intelijennya bahwa ancaman
terhadap warga AS itu akan semakin tinggi dalam beberapa hari ke depan.
“Risiko
kekerasan akan meningkat baik di dalam negeri maupun di luar negeri
karena film tersebut semakin menarik perhatian orang. Kami menilai
kelompok ekstremis di AS bisa meledakkan kemarahan dengan penggalangan
kekuatan.”
Kekhawatiran akan semakin tinggi karena pada Jumat ini,
warga Muslim berkumpul di masjid untuk melangsungkan salat Jumat.
Diperkirakan massa akan turun ke jalan usai salat Jumat.
“Kami
memperketat kesiagaan di Timur Tengah dan di manapun yang ada
kepentingan AS karena ada kemungkinan massa turun ke jalan usai salat
Jumat. Kesiagaan juga penting untuk memastikan tidak ada lagi hal buruk
yang terjadi,” ujar salah seorang pejabat senior AS.
Sebelumnya, sebuah film yang menghujat Islam dan Nabi Muhammad SAW dibuat oleh seorang warga AS yang menggunakan nama samaran Sam Bacile
alias Sam Bassil alias Sam Basile. Potongan film tersebut diunggah ke
Internet dan langsung membuat kemarahan ummat Islam dunia. Kecaman juga
mengalir ke AS dan pembuat film itu. [tjs]