Imam Muhammad Baqir as: “Orang yang mencari ilmu dengan tujuan mendebat ulama (lain), mempermalukan orang-orang bodoh atau mencari perhatian manusia, maka bersiap-siaplah untuk menempati neraka. Kepemimpinan tidak berhak dimiliki kecuali oleh ahlinya”.
LAKUKAN SEKECIL APAPUN YANG KAU BISA UNTUK BELIAU AFS, WALAU HANYA MENGUMPULKAN TULISAN YANG TERSERAK!

فالشيعة هم أهل السنة

Sabtu, 08 September 2012

Peristiwa Ghadir Khum (Bag. III) Bagian Ketiga: Kriteria-kriteria

Bagian Ketiga: Kriteria-kriteria

 Rasulullah Saw di samping memperkenalkan 'Ali As sebagai khalifahnya dan kedudukan-kedudukan yang lain pada hari Ghadir dengan penjelasan yang berbeda-beda dengan tegas dan jelas, ia juga memberikan penjelasan-penjelasan yang lain yang konsekuensinya adalah khilafah Hadrat Amirul Mukminin 'Ali As.
 Dalam bagian ini, hadits-hadits yang kami sampaikan sebagai kriteria-kriteria, Nabi Saw berada pada tataran penetapan standar dan kriteria dimana umat Islam berada pada posisi salah dan masalah sinkretisasi antara hak dan batil dan pembeda antara hak dan batil, dengan bersandar kepadanya mereka akan menemukan kebenaran dan menjauhi kebatilan.
 Dalam hadits-hadits ini, Baginda Nabi Saw menetapkan bahwa 'Ali As adalah pelita hidayah, kriteria iman dan mizan kebenaran. Sesuai dengan hadits ini, 'Ali As bukanlah seorang pemimpin biasa; akan tetapi ia adalah seorang pemimpin Ilahi dimana ucapan dan perbuatannya adalah sebuah ukuran; amalan menjadi benar ketika ia mengerjakannya; ucapan menjadi benar ketika ia menuturkannya, barisan yang benar adalah barisan dimana ia berdiri. Dan barang siapa yang tidak berada dalam barisannya, maka ia adalah sesat dan batil.



1. Kecintaan

 Salah satu kriteria yang dapat dijadikan sebagai kriteria pemimpin pasca Rasulullah Saw adalah mizan kecintaan dan kasih Rasulullah Saw kepada orang tersebut.
 Sepanjang perjalanan sejarah yang berhasil merekam keadaan kaum Muslimin dan kejadian-kejadian yang mengitari mereka pada masa-masa awal datangnya Islam serta hadits-hadits dan riwayat-riwayat menjadi saksi bahwa tidak seorang pun yang lebih dicintai oleh Rasulullah Saw melebihi kecintaannya kepada 'Ali As.
 Seperti yang ditulis oleh Ibn Hajar dalam kitabya Shawaiq: "'Ali As adalah orang yang paling dicintai oleh Rasulullah Saw."
 Baginda Nabi Saw tidak hanya sangat mencintai 'Ali As, ia juga meminta kaum Muslimin untuk mencintainya dan permintaan ini yang ditujukan kepada semua seukuran dengan firman Tuhan kepada semua manusia.
 Terkadang Nabi Saw bersabda: "Allah Swt lebih mencintainya melebihi diriku."
 Dan atau: "Orang yang paling dicintai di sisi Allah Swt adalah 'Ali." '
 Aisyah berkata: "Allah Swt tidak menciptakan seseorang seperti 'Ali yang paling dicintai oleh Rasulullah Saw."
 Nabi Saw bersabda kepada para sahabat: "Tuhanku berfirman: "Ia mencintai empat orang sahabatku. Dan Ia bersabda kepadaku: "Ia (Rasulullah Saw) mencintai mereka. Para sahabat berkata: "Siapakah mereka wahai Rasulullah? Kami berharap bahwa kami adalah mereka yang empat itu."
 Nabi Saw bersabda: "Ketahuilah bahwa 'Ali adalah dari mereka (yang empat itu). Dan kemudian ia diam. Kembali ia bersabda: "Ketahuilah bahwa adalah 'Ali dari mereka dan kembali diam.
 Dan kembali ia bersabda:

يُحبُّ الله وَرَسُولُه وُيحُِبُّه الله وَرُسُولُه

 "Allah dan Rasul-Nya mecintai 'Ali dan 'Ali mencintai Allah dan Rasul-Nya."

 Anas bin Malik berkata: "Mereka membawa hadiah kepada Rasulullah Saw berupa ayam goreng. Nabi Saw menengadahkan tangannya untuk berdoa dan bersabda: "Allahummah sampaikanlah orang yang dicintai Allah dan Rasul-Nya.
 Ketika itu, 'Ali As datang dan mengetuk pintu. Karena aku berharap bahwa yang mengetuk pintu itu adalah seorang Anshar, aku berkata kepadanya bahwa Rasulullah Saw sedang sibuk; 'Ali As kembali dan selang beberapa lama kemudian ia kembali mengetuk pintu. Aku tetap memberikan alasan yang sama kepadanya; ia kembali. Tatkala ia mengetuk pintu untuk yang ketiga kalinya, Rasulullah Saw bersabda kepadaku: "Wahai Anas, biarkanlah ia masuk. Yang aku maksud ialah orangnya."
 Di samping itu, untuk mencintai Hadrat 'Ali As, karakteristik dan tipologi yang disebutkan dalam hadits atau riwayat, tidak seorang pun yang menyamai karakteristik dan tipologi yang dimiliki oleh Hadrat 'Ali As. Di antara karakteristik tersebut adalah:



1.1. Kecintaan kepada 'Ali As adalah kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.

 Diriwayatkan dari Ibn 'Abbas bahwa suatu hari Rasulullah Saw sembari ia memegang tangan 'Ali As keluar dari rumah, ia bersabda: "Ketahuilah!" Barang siapa yang memiliki kebencian kepada 'Ali dalam dirinya, ia memillki kebencian kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa yang mencintai 'Ali As, ia mencintai Allah dan Rasul-Nya.
 Rasulullah Saw bersabda kepada 'Ali As:

يا عَلي! أَنْتَ سَيِّدٌ في الدُنْيَا وَالْآخِرَةِ
 حَبيبُكَ حَبِيبي وَحَبِيبي حَبِيبُ الله
 وَعَدُوُّكَ عَدُوِّي وَعَدُوِّي عَدُوَّ الله وَالْوَيْلُ لِمَن أبْغَضَكَ بَعْدِي

 "Wahai 'Ali! Engkau adalah tuan di dunia dan tuan di akhirat. Sahabatmu adalah sahabatku dan sahabatku adalah sahabat Allah; musuhmu adalah musuhku, musuhku adalah musuh Allah. Celakalah orang yang memusuhimu setelahku;

 Dan bersabda:

يَا عَلِيُّ مُحِبُّكَ مُحِبِّي وَمُبْغِضُكَ مُبْغِضي

 "Barang siapa yang mencintai 'Ali, ia mencintaiku. Dan barang siapa yang memusuhinya, ia memusuhiku".


1.2. Mencintai 'Ali mendatangkan kebahagiaan

 Rasulullah Saw bersabda: "Barang siapa yang mecintai kedua anak ini (Hasan dan Husain), mencintai ayah dan ibunya, ia akan sederajat denganku pada hari kiamat."
 Dan bersabda: "Barang siapa yang ingin mati dan hidup sebagaimana aku dan bermukim dalam surga untuk selamanya yang dijanjikan Tuhan kepadaku maka cintailah 'Ali bin Abi Thalib."
 Rasulullah Saw bersabda:
 "Jibril mengabarkan kepadaku: "Kebahagiaan yang hakiki didapatkan oleh orang yang mencintai 'Ali pada masa hidupnya dan setelah matinya, dan kecelakaan hakiki didapatkan oleh orang yang memusuhi 'Ali pada masa hidupnya dan setelah matinya."
 Ibn 'Abbas berkata: "Aku berkata kepada Rasulullah Saw: "Ya Rasulullah! Apakah ada jalan untuk selamat dari api neraka?"
 Ia bersabda: "Iya."
 Aku berkata: "Apakah itu ya Rasulullah?"
 Ia bersabda: "Cinta kepada 'Ali bin Abi Thalib."


1.3. Mencintai 'Ali adalah sebuah amal shaleh.

 Rasulullah Saw bersabda:

حُبُّ عليِّ بْنِ أبي طالِبْ يأكُلُ السيِّئَاتِ كَمَا تأَكُلُ النَّارُ اَلْحَطَبَ

 "Kecintaan kepada 'Ali melenyapkan segala keburukan, sebagaimana api melenyapkan seluruh kayu bakar."

 Dan bersabda:

عنوان صحيفة المؤمن حب علي بن أبي طالب

 "Alamat lembar kebaikan orang-orang Mukmin adalah kecintaannya kepada 'Ali bin Abi Thalib."


1.4. Tidak mencintai 'Ali membuat seluruh amalan ditolak

 Rasulullah Saw bersabda:

لو أن عبداً عبد الله ألف عام وألف عام
 وألف عام بين الركن والمقام ثمن
 لقي الله عز وجل مبغضاً لعلي بن أبي طالب
 وعترتي أكبَّه الله على منخريه في النار

 Apabila seorang hamba hidup selama seribu tahun, seribu tahun, seribu tahun beribadah kepada Tuhan di antara rukun dan makam (di sekitar Ka'bah terdapat empat rukun, dan makam Nabi Ibrahim As. Beribadah di tempat ini memiliki ganjaran yang sangat melimpah, AK), akan tetapi ia membenci 'Ali dan Ahli Baitku, maka Tuhan akan melemparkannya ke dalam jahannam.
 Dan bersabda:

يا علي لو أن أمتي صاموا حتى يكونوا كالحنايا وصلُّوا
 حتى يكونوا كالأوتار ثم أبغضوك لأكبهم الله على وجوههم في النار

 "Wahai 'Ali! Apabila umatku sedemikian ia berpuasa sehingga badannya menjadi bungkuk. Dan sedemikian ia mengerjakan shalat sehingga raganya seolah-olah mengejang, lalu ia membencimu, maka Allah Swt akan melemparkannya ke dalam jahannam.


1.5. Kebencian kepada 'Ali tidak akan bersatu dengan kecintaan kepada Rasulullah Saw

 Rasulullah bersabda:

يا علي من زعم أنه يحبني وهو يبغضك فهو كذاب

 "Wahai 'Ali! Berdusta orang yang mengatakan cinta kepadaku namun memiliki kebencian kepadamu."


1.6. Kebencian kepada 'Ali tidak akan bersatu dengan iman

 Rasulullah Saw bersabda:

من زعم أنه آمن بي وما جِئْتُ به وهو يبغض علياً فهو كاذب ليس بمؤمن

 Barang siapa yang menyangka bahwa ia beriman kepadaku dan agamaku, akan tetapi membenci 'Ali maka ia berkata dusta; ia bukanlah seorang Mukmin.


1.7. Kebencian kepada 'Ali adalah kekafiran

 Rasulullah Saw bersabda: "Barang siapa yang membencimu dan kemudian ia meninggal, ia meninggal dalam keadaan kafir; akan tetapi ia akan dihisab seperti orang-orang Muslim.
 Layak kiranya hadits ini kita berikan ulasan yang jeluk dan menyingkap makna yang bersemayam dalamnya. Terdapat dua pendapat ihwal hisab orang-orang kafir:
 Pendapat pertama, orang-orang kafir akan dihukum dan dijerat karena dosa-dosa mereka. Akan tetapi meninggalkan amalan-amalan yang diwajibkan dalam Islam maka ia tidak akan dijerat dan dihukum. Sebagaimana apabila ia melakukan perbuatan yang diharamkan dalam Islam, ia tidak akan dihukum. Karena perhitungan ini terkhusus bagi mereka yang tidak ternodai dengan kekufuran, apabila tidak dengan adanya kekufuran (itu sendiri) setiap dosa adalah kecil.
 Pendapat kedua, orang-orang kafir disamping ia akan dihukum lantaran kekufuran dan ketiadaan akidah yang benar juga akan dihukum lantaran perbuatan dan tingkah lakunya; artinya dari dimensi akidah ia akan mendapatkan hukuman kekafiran, dan pada wilayah perbuatan ia akan dihukum atas setiap perbuatan dosa yang ia lakukan dan setiap kewajiban yang ia tinggalkan. Para penyokong pendapat ini membuat sebuah kaidah yang menyebutkan:
 "Orang-orang kafir sebagaimana ia dihukum karena mengingkari usuluddin, ia juga akan dihukum lantaran mengingkari furu'ddin.
 Hadits yang disebutkan di atas, hukuman atas kebencian kepada 'Ali As ditetapkan berdasar kepada pendapat kedua.


1.8. Kecintaan kepada 'Ali adalah alamat keimanan dan kebencian kepadanya adalah alamat kemunafikan

 Rasulullah Saw bersabda:

يا علي لا يحبك إلا مؤمن ولا يبغضك إلا منافق

 "Tidak mencintaimu selain orang mukmin dan tidak membencimu selain orang munafik."

 Hadrat 'Ali As sendiri bersabda: "Demi Allah! Rasulullah Saw bersabda kepadaku bahwa tidak mencintaiku kecuali orang mukmin dan tidak membenciku kecuali orang munafik."
 Dan atas alasan ini para sahabat berkata kepadanya: "Kami mengenal orang-orang munafik dengan mengenal orang yang bermusuhan dengan 'Ali."


2. Menyakiti 'Ali adalah menyakiti Rasulullah Saw

 Rasulullah Saw bersabda:

من آذى علياً فقد آذاني

 "Barang siapa yang menyakiti 'Ali sesungguhnya telah menyakitiku."

 Dan bersabda:

 "Wahai 'Ali! Barang siapa yang menyakitimu sama dengan menyakitiku dan barang siapa yang menyakitiku sama dengan menyakiti Allah."


3. Mencela 'Ali adalah mencela Rasulullah Saw

 Rasulullah Saw bersabda: "Barang siapa yang mencela 'Ali, ia telah mencelaku. Dan barang siapa yang mencelaku, ia telah mencela Allah. Dan barang siapa yang mencela Allah, ia akan dilemparkan ke dalam jahannam."


4. Meninggalkan 'Ali adalah meninggalkan Rasulullah Saw

 Rasulullah Saw bersabda:

من فارق علياً فارقني ومن فارقني فارق الله عز وجل

 Barang siapa yang meninggalkan 'Ali, ia telah meninggalkan aku. Dan barang siapa yang meninggalkan aku, ia telah meninggalkan Allah.


5. Memerangi 'Ali adalah memerangi Rasulullah Saw

 Abu Hurairah berkata: "Rasulullah Saw datang menjenguk 'Ali, Fatimah, Hasan dan Husain dan bersabda:

أنا حرب لمن حاربكم وسلم لمن سالمكم

 "Barang siapa yang berperang denganmu, maka aku berperang dengannya. Dan barang siapa yang berdamai denganmu, maka aku berdamai dengannya."


6. Panji hidayah

 Rasulullah Saw bersabda kepada Aba Barzah:

يا أبا برزة إن رب العالمين عَهِد إليَّ عهداً في
 علي بن أبي طالب صلوات الله عليه وآله :
 فقال : إنه راية الهدى ومنار الإيمان وإمام أوليائي ونور جميع من أطاعني

 Wahai Aba Barzah? Allah Swt berfirman kepadaku ihwal 'Ali: "Ia adalah panji hidayah, tanda keimanan, pemimpin para wali Allah dan cahaya yang memberikan kecerlangan seluruh orang yang mentaati Allah Swt."


7. 'Ali bersama kebenaran

 Rasulullah Saw bersabda:

علي مع الحق والحق معه حيثما دار

 Ali bersama hak dan hak bersama 'Ali."


8. Kebenaran bersama 'Ali

 Rasulullah Saw bersabda:

الحق مع علي حيث دار

 'Ali kemana pun ia berputar, kebenaran senantiasa menyertainya."


9. 'Ali, haq dan al-Qur'an

 Rasulullah Saw bersabda:

علي مع الحق والقرآن والحق والقرآن
 مع علي لن يفترقا حتى يردا علىَّ الحوض

 'Ali bersama kebenaran dan Qur'an, dan hak serta Qur'an bersama 'Ali;Keduanya tidak akan berpisah hingga keduanya menemuiku di al-Haudh."


10. 'Ali dan al-Qur'an

 Rasulullah Saw bersabda:

"علي مع القرآن والقرآن مع علي لن يفترقا حتى يردا علىَّ الحوض

 'Ali bersama al-Qur'an dan al-Qur'an bersama 'Ali; keduanya tidak akan berpisah hingga bertemu denganku di telaga Kautsar."


11. 'Ali laksana Ka'bah

 Rasulullah Saw bersabda:

"أنت بمنزلة الكعبة تُؤتَى ولا تأتي

 Wahai 'Ali! Engkau laksana Ka'bah dimana seluruh orang datang kepadanya; tetapi ia tidak akan pergi kepada seseorang."

مثل علي فيكم كمثل الكعبة المُتَسَوَّرَة
 النظر إليها عبادة والحج إليها فريضة

 Perumpamaan 'Ali bagi umatku laksana Ka'bah yang tatkala melihatnya adalah ibadah dan bagi orang yang melaksanakan haji wajib hukumnya untuk melihatnya."


12. 'Ali adalah Gerbang Ampunan

 Rasulullah Saw bersabda:

علي باب حطة فمن دخل منه كان آمناً ومن خرج منه كان كافراً

 "'Ali adalah gerbang ampunan; barang siapa yang memasukinya adalah mukmin dan barang siapa yang keluarnya darinya adalah kafir.


13. Mizan iman

 Rasulullah Saw bersabda:

لولاك يا علي ما عُرِف المؤمنون بعدي

 Wahai 'Ali! Sekiranya kalau bukan karena engkau niscaya orang beriman tidak dikenali selepasku."


14. Pembeda antara hak dan batil

 Rasulullah Saw bersabda:

أنت الفاروق بين الحق والباطل


 Wahai 'Ali! Engkau adalah pembeda antara hak dan batil.'


15. Tanda Keimanan

 Rasulullah Saw bersabda:

جعلتك علماً فيما بيني وبين أمتي فمن لم يتَّبعك فقد كفر

 "Wahai 'Ali! Aku menjadikanmu sebagai tanda keimanan di antara umatku; barang siapa yang tidak mengikutimu adalah kafir."


16. Pembagi surga dan neraka

 Rasulullah Saw bersabda kepadanya:

أنت قسيم النار

 "Engkau adalah pembagi neraka."

 Dan 'Ali As sendiri bersabda: "Aku adalah pembagi neraka."
 Dan bersabda: "Aku adalah pembagi neraka. Pada hari kiamat, aku berkata kepada jahannam: "Ini untukku dan itu untukmu." Atau ini yang kau ambil dan ini yang aku ambil."
 Qasîm dalam tiga hadits ini bermakna muqâsim; artinya masing-masing dari dua orang yang membagi sesuatu di antara mereka berdua. Oleh karena itu, ketika kita berkata, 'Ali adalah qasîm neraka, artinya adalah ia dan neraka membagi manusia masing-masing untuk mereka. Dengan demikian, maksud dari riwayat ini adalah bahwa dzat suci 'Alawi berhadapan dengan jahannam; artinya sebagaimana sebagian manusia nasib mereka memasuki jahannam, sebagian yang lain adalah bagian Imam 'Ali As. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Hadrat 'Ali adalah jelmaan surga.
 Poin yang lain yang dapat disimpulkan dari hadits yang ketiga adalah wewenang untuk membagi ini berada di tangan Hadrat 'Ali. Lantaran ia berkata kepada neraka apa yang engkau harus ambil dan engkau harus lepaskan.
 Demikian juga Rasulullah Saw bersabda kepadanya: "Engkau adalah pembagi surga dan neraka."
 Qasîm (isim musyabbahatun bil fi'l) dalam hadits ini bermakna qâsim (isim fâil, nomina pelaku). Artinya seseorang yang membagi sesuatu. Hadits ini secara lahir menegaskan bahwa 'Ali membagi orang-orang yang masuk ke dalam surga dan neraka, akan tetapi pada hakikatnya, ia tidak memerlukan pembagian ini. Akan tetapi Hadrat 'Ali sendiri merupakan kriteria pembagian; artinya 'Ali adalah standar dan kriteria surgawinya setiap orang. Setiap orang dapat menjadi surgawi atau ahli surga (orang yang masuk surga) sepanjang mereka bersama 'Ali dan tidak menyimpang dari jalannya. Akan tetapi apabila menyimpang dari jalannya, ia tidak layak untuk dapat bersama 'Ali yang suci dan kudus. Tidak ada yang lebih layak untuknya kecuali kayu bakar kering yang tidak lain untuk membakarnya dalam neraka jahannam. Oleh karena itu, kandungan hadits ini ekuivalen dengan kandungan hadits-hadits yang sebelumnya. Dan kandungan seluruh hadits tersebut adalah jelmaan surga dan kriteria surgawinya seseorang.


17. Surat Izin untuk Melintansi Sirath

 Rasulullah Saw bersabda: "Tidak ada yang akan melintasi jembatan Sirath kecuali 'Ali telah memberikan surat izin kepadanya untuk melintasinya."


18. Kemenangan dengan mengikuti 'Ali

 Rasulullah Saw selagi ia menunjuk kepada 'Ali, ia bersabda:

"والذي نفسي بيده إن هذا وشيعته هم الفائزون يوم القيامة

 Demi Dzat yang jiwaku di tangannya, orang ini (isyarat kepada 'Ali) dan Syi'ahnya (pengikutnya) adalah orang-orang yang meraih kemenangan di hari kiamat.


19. Para Syi'ah (Pengikut) 'Ali di Surga

 Rasulullah Saw bersabda kepadanya:

أنت وشيعتك في الجنة

 Engkau dan Syi'ahmu adalah ahli surga."


20. Partai yang Meraih Kemenangan

 Rasulullah Saw sembari menunjuk 'Ali, ia bersabda:

هذا وحزبه المفلحون

 Orang ini (isyarat kepada 'Ali) dan partainya (hizbuhu) adalah orang-orang yang menang."


21. Mengikuti 'Ali; terpuji dan ridha

 Hadrat 'Ali As sendiri bersabda:

أن خليلي' قال : يا علي أنك ستقدم
 على الناس وشيعتك راضين

 Rasulullah Saw memberikan kabar kepadaku bahwa aku dan Syi'ahku ketika dikumpulkan di hari Masyhar, kami berada dalam keadaan ridha kepada Allah Swt dan Allah Swt ridha kepada kami.

رضي الله عنهم ورضوا عنه"

 Di bawah ayat ini, terdapat riwayat yang dinukil dari Rasulullah Saw bahwa tuntutan ayat ini, yang dimaksud adalah 'Ali dan Syi'ahnya. .Derajat ini adalah derajat dimana Allah ridha kepada manusia dan manusia ridha kepada Allah Swt. Dan hal ini merupakan kedudukan yang tertinggi kesempurnaan manusia; sebagaimana al-Qur'an, menganggap orang-orang tersebut sebagai jiwa yang tenang dengan bersandar kepada mengingat Allah dan terlepas dari segala kepenatan duniawi, menegaskan

يا أيتها النفي المطمئنة ارجعي إلى ربك راضية مرضية

 "Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dalam keadaan engkau ridha dan diridhai."


22. Dzikir 'Ali adalah Ibadah

 Rasulullah Saw bersabda:

ذكر علي عبادة

 "Dzikir nama 'Ali adalah ibadah."


23. Memandang Wajah 'Ali adalah ibadah

 Diriwayatkan dari 'Aisyah bahwa ia berkata: "Aku melihat ayahku yang banyak memandang wajah 'Ali. Aku berkata kepadanya: "Wahai ayah! Mengapa engkau sedemikian banyak memandang wajah 'Ali?"
 Ia berkata kepadaku: "Putriku, aku mendengar dari Rasulullah yang bersabda: "Memandang wajah 'Ali adalah ibadah."


24. 'Ali adalah Gerbang Surga

 Rasulullah Saw bersabda:

أنا مدينة الجنه وعلي بابها ، يا علي كذِب
 من زعم أنه يدخلها من غير بابها

 Aku adalah kota surga dan 'Ali adalah gerbang kota ini. Kelirulah orang yang beranggapan bahwa ia dapat memasuki kota tanpa melalui gerbangnya."


25. Benderangnya 'Ali di Surga

 Rasulullah Saw bersabda:

علي يُزهِرُ لأهل الجنة كما يُزهِرُ كوكب الصبح لأهل الدنيا

 Ali menyinari penduduk surga sebagaimana bintang fajar menyinari penduduk bumi."


26. 'Ali adalah Bapak Kaum Muslimin

 Rasulullah Saw bersabda:

حق علي على كل مسلم حق الوالد على ولده

 Haknya 'Ali atas umat ini sebagaimana hak seorang ayah atas anaknya."


27. Mentaati 'Ali

 Rasulullah Saw bersabda:

من أطاعني فقد أطاع الله ومن أطاعك أطاعني ،
 ومن عصاني فقد عصى الله ومن عصاك فقد عصاني

 "Barang siapa yang mentaatiku, ia telah mentaati Allah Swt. Dan barang siapa yang mentaati 'Ali, ia telah mentaatiku. Barang siapa yang membangkang terhadapku, ia telah membangkan Allah Swt. Dan barang siapa yang membangkang 'Ali ia telah membangkang kepadaku."


28. Penjaga Rahasia Rasulullah Saw

 Rasulullah Saw bersabda:

صاحب سري علي بن أبي طالب

 "Penjaga rahasiaku adalah 'Ali."
 Dan 'Aisyah menukil dari ayahnya bahwa 'Ali As adalah penjaga rahasia Rasulullah Saw."


29. 'Ali adalah Kepala bagi Rasulullah Saw

 Rasulullah Saw bersabda:

علي مني مثل رأسي من بدني

 "Hubungan 'Ali kepadaku ibarat hubungan kepala kepada badan."


30. Gelar-gelar Imam 'Ali As

 Salah satu kriteria yang dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan khalifah Rasulullah Saw. Pelbagai gelar (laqab) dan julukan (kuniyah) yang diberikan oleh Rasulullah Saw selama masa hidupnnya kepada orang tersebut. Sejauh yang dapat dijadikan sebagai referensi di antara riwayat dan hadits, tidak satu pun di antara para sahabat yang memiliki gelar kehormatan dan laqab agung sebanyak yang diterima oleh Amirul Mukminin As. Di antara gelar yang diberikan oleh Rasulullah Saw kepada Amirul Mukminin As selama masa hidupnya adalah:

a. Shiddîq;

b. Shadîqul Akbar;

c. Sayyidul 'Arab;

 Suatu hari Rasulullah Saw bersabda kepada 'Aisyah: "Apabila engkau ingin melihat tuan dan sayid orang Arab, lihatlah 'Ali bin Abi Thalib." 'Aisyah berkata: "Wahai Rasulullah! Bukankah engkau ini adalah sayid Arab. Ia bersabda: "Aku adalah tuan bagi seluruh manusia dan 'Ali adalah tuannya bangsa Arab."

d. Sayyidul Musliminin wa Imâmul Muttaqin;

e. Sayyidul Mukminin wa Imâmul Muttaqin wa Qâ'idul Ghurra al-Muhajjalin;

 Artinya adalah tuan kaum Mukminin, pemimpin para muttaqin dan junjungan orang-orang yang wajahnya bercahaya cemerlang pada hari kiamat.
 Rasulullah Saw bersabda: "Pada malam Mikraj, tiga hal yang diwahyukan kepadaku tentang 'Ali bin Abi Thalib: Ia adalah Sayyidul Mukminin dan Imâmul Muttaqin dan Qâ'idul Ghurra al-Muhajjilin.

f. Ya'subul Mukminin;

g. Amirul Mukminin;

h. Sayyidu Syababul Ahli Janna;

 Penjelasan: "Dari hadits yang dapat digunakan untuk menjelaskan gelar ini adalah bahwa seluruh ahli surga adalah pemuda; artinya orang-orang tua juga tatkala memasuki surga akan menjadi muda. Oleh karena itu, apabila seseorang menjadi tuan pemuda ahli surga bermakna tuan seluruh ahli surga.

i. Khairul Bariyyah;

 Gelar ini sedemikian masyhur untuk 'Ali bin Abi Thalib As sehingga para sahabat tatkala melihatnya, mereka berkata: "Sebaik-baik makhluk telah datang."

j. HujjatulLâh;

 Rasulullah Saw bersabda:

أنا وعلي حجة الله على عباده

 "Aku dan 'Ali adalah hujjah Allah atas seluruh hamba-Nya."

k. Wâziru Rasulullâh Saw;

 Anas bin Malik berkata: "Tatkala surah an-Nashr turun, kami memahami bahwa surat ini membawa warta akan wafatnya Rasulullah Saw. Kami berkata kepada Salman Parsi: Coba engkau tanyakan kepada Rasulullah Saw bahwa setelah ia siapakah yang akan menjadi tempat rujukan dan tempat berlindung kami, dan siapakah yang lebih ia cintai dari semuanya. Salman Parsi datang menghadap kepada Rasulullah Saw dan ia menanyakan matlab ini. Hadrat Rasulullah Saw berpaling dan tidak memberikan jawaban. Salman kembali bertanya. Kembali Rasulullah Saw berpaling dan tidak memberikan jawaban. Salman merasa cemas jangan-jangan ia telah membuat Rasulullah Saw gundah. Setelah itu ia tidak lagi bertanya. Selang beberapa lama, Rasulullah Saw bersabda kepadanya: "Apakah engkau ingin mendengar jawaban soalanmu itu? Ia berkata: "Ya Rasulullah! Aku takut aku telah membuatmu marah. Rasulullah Saw bersabda: "Tidak. Ketahuilah bahwa saudaraku, wazirku, khalifah dan penggantiku dalam keluargaku. Ia adalah sebaik-baik orang yang tinggal selepasku, menjalankan agamaku dan menunaikan janji-janjiku. Ia adalah 'Ali bin Abi Thalib As.
 Amirul Mukminin As dalam memberikan isyarat tentang keutamaannya ini, ia bersabda: "Aku adalah saudara dan wazir Rasulullah Saw. Tidak seorang pun sebelumku dan setelahku yang berkata tentang hal ini; kecuali pendusta." []
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...