Media pun bisa menjadi ‘penjahat perang’ jika turut andil dalam
pemberitaan di sebuah negara konflik, dengan menyebarluaskan
berita-berita fitnah yang penuh rekayasa dan kebohongan.
Salah
satu ulama terkemuka di Timur Tengah Syeikh Yusuf Al-Qardhawi, ulama
asal Mesir dan merupakan seorang tokoh Sunni yang terkenal. Beliau
tinggal di Qatar dan menjabat sebagai Dewan Penasehat Syariah di Bank
Islam terbesar, Qatar Islamic Bank. Beliau memiliki hubungan dekat
dengan Emir Qatar.
Syeikh Yusuf Al-Qardhawi, saat membawakan
program tetapnya “Al-Syari’ah wa Al-Hayah” (Syariah dan Kehidupan) di
stasiun TV Al Jazeera yang diperkirakan ditonton oleh 60 juta orang
diseluruh dunia, telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa umat
muslim harus membunuh siapa saja yang mendukung pemerintahan Syria dalam
pertempuran melawan “Tentara Pembebasan Syria” (FSA).
Ironisnya,
Al Jazeera tidak melakukan prinsip jurnalistik “cover both side” atau
“memberi porsi tayangan berita yang adil dan berimbang kepada kedua
belah pihak”, karena Al Jazeerabelum pernah menayangkan satu pun jawaban
Imam Al-Buthi atas fitnah yang diarahkan kepada dirinya. Bahkan saat
tragedi pembantaian Imam Al-Buthi, televisi Al Jazeera hanya menulis
melalui running text yang mengatakan “Al-Buthi Si Pembela Rezim Syria
terbunuh”, tidak lebih dari itu. Tak satu pun pernyataan Ulama Ahlus
Sunnah Wal Jama’ah dari Syria mau pun Timur Tengah lainnya yang mengecam
fatwa tendensius Al Qordhowi dan membelasikap Imam Al-Buthi dimuat oleh
Al Jazeera.
Jawaban Imam Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi saat
ditanya seorang anggota wajib militer Syria yang kabur dari tugas karena
takut melakukan pembunuhan ketika ia terus berada dalam militer, yaitu:
Apa hukum syar’i atas keputusannya (kabur) itu.
Sebelumnya pada
tanggal 05 Juni 2011, situs resmi (Nashim Syam), Masjid Umawi Damaskus,
melansir beberapa fatwa beliau yang menjawab pertanyaan tentara Syria
yang menyebutkan bahwa dia dan rekannya di militer berselisih mengenai
keadaan dimana petinggi memerintahkan mereka menembak demonstran dengan
peluru hidup, apakah perintah itu boleh ditaati atau tidak? Penanya juga
menyampaikan bahwa jika ia tidak menembak demonstran maka ia akan
dibunuh petingginya.
Dari jawaban-jawaban yang diberikan Imam Dr.
M. Said Ramadhan Al-Buthi tersebut bisa difahami bahwa beliau menentang
pembunuhan rakyat tak bersalah oleh tentara Syria .
Sempat beredar
fitnah terhadap Imam M.Said Ramadhan Al-Buthi terkait seseorang yang
bertanya kepada beliau tentang “apa hukumnya orang yang diminta sujud
menyembah fotoPresiden Basyar Al Asad”. Al Jazeera menyiarkan lagi
berita fitnah yang mengatakan jawaban Syeikh Ramadhan Al-Buthi adalah:
“bahwa berdosa jika tidak mematuhi perintah itu karena hal tersebut
berarti tidak taat kepada pemimpin”. Padahal pada hakikatnya, Imam
Al-Buthi TIDAK PERNAH BERFATWA DEMIKIAN. Simaklah! Dengarkan! Apa yang
difatwakan oleh ImamAl-Buthi dalam ceramah tersebut. Anda semua dapat
menyimak dan menilai fatwa Syeikh Al-Buthi dengan jujur dan bijak dalam
tayangan berikut:
Seminggu setelah pembunuhan Imam Al-Buthi, seorang ulama sunni
lainnya Syaikh Hassan Saifuddin (80 tahun) secara brutal dipenggal
kepalanya di bagian utara Kota Aleppo – Syria, oleh sekelompok orang dan
menyeret tubuhnya di jalanan. Kepalanya ditanam di menara sebuah masjid
yang biasa digunakannya untuk berkhotbah. Syaikh Saifuddin juga dikenal
sebagai seorang anti-milisi, dan penentang perang yang sedang
berkecamuk melawan rezim Syria .
Korban lainnya adalah Syaikh
Abbas Lahham. Ia tewas bulan Mei di luar Masjid Ruqayyah (putri Imam
Hussein r.a.) di mana ia biasa berkhotbah. Dia diikuti oleh tewasnya
Syaikh Abdul-Kuddus Jabbarah, ia ditembak mati di sebuah pasar dekat
situs suci Sayyidah Zainabr.a.
Pada bulan Februari 2012, Syaikh
Abdul Latif Al-Jamili, seorang ulama dari Masjid Ahrafiyyah terbunuh
oleh pecahan peluru yang diluncurkan oleh milisi di halaman masjid itu.
Pada bulan Maret, giliran Sheikh Abid Sa’ab, yang kerap memimpin doa di
Masjid Al-Mohammadi yang terletak di distrik Mazze di Damaskus, terbunuh
oleh ledakan bom yang ditempatkan di bawah mobilnya.
Cuplikan pidato penting Mufti Syria, Sheikh Ahmad Hassun pada pemakaman anaknya yang tidak pernah disiarkan oleh TV Al Jazeera:
Wahai
para Ulama… ijinkan saya… wahai orang yang terhormat.. Syeikh Al Azhar…
wahai Syeikh Al-Qardhawi… yang berdiri dan berkhutbah… dan mengeluarkan
fatwa untuk membunuh 1/3 rakyat Syria… kini anak-ku telah kembali
kepada Allah… jika kalian tidak mampu mati dan mengikuti langkahnya…
maka terserah kerjakanlah… kalian akan bertanggung jawab di hari kiamat
atas darah mereka, ada 3000 yang syahid di Syria.
Katakan kepada
mereka, wahai saudaraku, wahai Abal Walid…wahai Khalid Masy’al… katakan
pada orang-orang Arab… siapa yang merangkulmu di Syria ?… katakan pada
HAMAS… siapa yang merangkulmu di Syria ?.. katakan pada rakyat Gaza
siapa yang menangisi darah kalian di Syria ?.. duhai dosa kami..
sesungguhnya kami merangkul HAMAS… dan jihad Islam… dengarkan
saudari-saudariku… partai-partai Islam di dunia… soal anakku, saya
serahkan kepada Allah… tetapi, saya bersumpah kepada Allah, sesungguhnya
telah bersabda Nabi kita tercinta “menghancurkan Ka’bah menjadi batu
demi batu, lebih ringan dihadapan Allah dibandingkan membunuh atau
menumpahkan darah orang mukmin diluar batasan hukum yang ditetapkan
Allah (had)”..
Dan bagi kalian, yang masih berdemonstrasi di
negaraku… akan aku cium tangan kalian… akan aku cium kening kalian..
kampung halaman kalian akan jadi tempat pembantaian kedua… kalian semua
akan dibantai… sasarannya bukanlah pemerintah… yang menjadi target
bukanlah rezim… jika yang menjadi target adalah rezim, mereka akan
melarikan diri… seluruh pemimpin Arab akan melarikan diri.. mengapa
mereka banyak membom saat ini? Mengapa mereka membunuh rakyat di Serbia ?
Mengapa Libya di bom?… mereka bukan menginginkan Sarya dan teman-teman
syahidnya… yang mereka inginkan Syria berlutut dihadapan Zionis dan
Amerika……………. Selengkapnya saksikan dalam video berikut:Pada November
2011, kedutaan Amerika memerintahkan pemberontak oposisi Syria untuk
tidak menerima tawaran amnesti yang disampaikan dalam pidato Mufti Ahmad
Hassun. Oposisi Syria pun menuruti tuntutan Amerika itu dan pertumpahan
darah akhirnya terus berlanjut hingga kini, entah kapan terselesaikan.
The
Union of Good juga mendanai organisasi jihad, khususnya HAMAS. The
Union of Good memiliki keterkaitan dengan kerajaan Saudi. Keluarga
kerajaan Saudi juga mendanai kegiatan Ikhwanul Muslimin. Rasanya tak
mungkin Ikhwanul Muslimin akan membuat kerusuhan di Saudi Arabia .
Demikian pula di Qatar , Al-Qardhawi tak akan menggigit tangan yang
memberinya tunjangan.
Al Jazeera Media Provokator dengan misi Adu Domba
Kecurangan
Al Jazeera dalam pemberitaan yang BIAS dan sering mengarang berita
bohong, melahirkan fenomena seperti sekarang yang membuat kemelut di
Syria semakin keruh. Al Jazeera mengemas berita sedemikian rupa tentang
keadaan politik di Syria yang monopartai sebagai sebuah kemunduran yang
harus dirombak, sehingga di mata rakyat Syria Presiden Al-Asad
digambarkan sebagai sosok otoriter dan diktator yang harus digulingkan
demi terwujudnya demokrasi di Syria. Seharusnya media sekelas Al Jazeera
mengedepankan prinsip pemberitaan yang berimbang dan profesional dalam
mewartakan, bukan malah sebaliknya ikut berperan mengambil fungsi
sebagai provokator dengan misi adu domba.
Kebohongan Al Jazeera
terungkap dari hengkangnya sejumlah staf dan jurnalis yang tidak tahan
dengan kebohongan media milik Qatar itu. Tahun lalu, tepatnya pada bulan
Mei, Al Jazeera diguncang eksodus staf dan jurnalisnya akibat begitu
banyak kebohongan media Al Jazeera dalam melansir berita di berbagai
negara konflik di Timur Tengah, terutama di Syria . Mereka tidak sanggup
lagi dengan kebijakan Al Jazeera yang menjadi corong propaganda perang.
Media
yang menjadi sekutu Zionis ini selalu menyebarkan kebohongan tentang
situasi di Syria dengan tujuan untuk menghancurkan persatuan nasional
dan menodai citra pemerintah Syria dan tentaranya. Salah satu
kebohongannya adalah berita tentang Brigadir Jenderal “Jawdat Muhammad”
dari desa “Fattah Nassar” di kota “Safita”. Al Jazeera memberitakan dan
mengklaim bahwa ia tewas setelah ditembak oleh tentara Syria dan
Shabbiha.
Oleh karenanya, pihak keluarga terkejut saat mereka
menyaksikan pemakaman jenderal – di pintu masuk Safita – disiarkan oleh
Al Jazeera dengan judul: Brigadir Jenderal “Jawdat Muhammad” membelot
dari tentara Syria dan dibunuh oleh keamanan Syria dan Shabbiha .
Selain
itu, Al Jazeera juga menyiarkan berita bohong tentang pembunuhan
mahasiswa “Obadah Safwan Shaar” di fakultas sains di universitas Aleppo .
Tim Shukumaku bertemu dengan mahasiswa “Shaar” – yang tentu saja masih
hidup – dan dia mengatakan bahwa kemarin sore ia menghabiskan waktu di
ruang baca kemudian dia pergi keluar dengan banyak rekan-rekannya untuk
makan siang, mereka melihat sekelompok “mahasiswa” di alun-alun
fakultas. Mereka pergi ke tempat di mana mahasiswa berkumpul dan tinggal
di sana selama beberapa waktu. Tiba-tiba sekelompok orang bertopeng
dengan tongkat besi menyerangnya dan memukulnya sampai ia pingsan.
Rekan-rekannya membawanya keluar … Setelah itu ia terkejut mendengar
berita kematiannya di Al Jazeera dan media lain yang mengklaim bahwa ia
dibunuh oleh tentara Syria di dalam kompleks universitas. Dia marah dan
mengatakan berita ini konyol.
Rusia Today pada 12 Maret 2012 lalu,
mengabarkan bahwa biro Al Jazeera di Beirut mengundurkan diri. Mereka
yang mengundurkan diri adalah Managing Director, Hassan Shaaban. Ini
merupakan rentetan dari pengunduran diri Staff penting Al Jazeera
lainnya seperti Ali Hashem, Ghassan ben Jeddo, dan Afshin Rattansi.
Alasan pengundurannya adalah penolakan Al Jazeera Pusat menayangkan
video gempuran pemberontak Syria . Selain itu menolak menayangkan berita
pembantaian yang dilakukan pemerintah Bahrain terhadap rakyatnya
sendiri, dan penolakan Emir Qatar atas hasil Referendum Syria .
(http://www.youtube.com/watch?v=I4YCZE0rr4Y)
Alhasil kondisi ini
mulai dirasa sejak April 2011, ketika Emir Qatar mengambil penuh kendali
profesional Al Jazeera. Perubahan arah Al Jazeera ini berkat
keberhailan LOBI mantanmenteri luar negeri Amerika Hillary Clinton.
Amerika menghendaki agar Al Jazeera sama seperti corong propaganda
perang Barat semacam CNN, BBC, MSNBC, CNBC dan Fox News. Usulan
Washington itu diamini oleh Emir Qatar Syekh Hamad bin Khalifa Al Thani.
Dan sejak itu Emir menyerukan propaganda perang media sesuai dikte
Amerika. Hal ini sangat disayangkan kalau jaringan TV Al Jazeera yang
menjangkau 60 juta pemirsa di seluruh duniaakhirnya hancur reputasinya
gara-gara memuaskan ambisi pribadi Emir Qatar dalammenyebarluaskan
fitnah dan kebohongan.
Sebuah keluarga pernah diberitakan Al
Jazeera dibantai oleh tentara pemerintah Syria. Namun setelah
diwawancarai oleh media lain, mereka sekeluarga membantah dan marah
diberitakan telah mati. Al Jazeera dicaci karena mereka semua masih
hidup bahkan mereka diperlakkukan sangat baik oleh tentara pemerintah
dan dibantu dalam kesulitan mereka. Berikut link rekamannya:
http://www.youtube.com/watch?v=vu7Ui9flUDE
Khadijah bin Qinnah,
seorang reporter TV Al Jazeera mengungkapkan kebohongan baru tentang
Syria . Ia mengatakan gambar seorang anak penderita penyakit
Hidrocephalus (kelebihan air di dalam otaknya) yang ditayangkan Al
Jazeera adalah seorang anak Syria . Setelah dilakukan pembahasan dan
penelaahan serius terkait hal ini, terbukti bahwa gambar anak yang
diampilkan TV Al Jazeera itu adalah seorang anak Vietnam yang menderita
penyakit Hydrocephalus dikarenakan bom kimia pasukan AS yang meledak di
ladang-ladang warga selama perang Vietnam berkecamuk.
http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=en&id=10632&type=104#.UX12TqKL-zk
http://sortirduchaos.wordpress.com/2012/06/04/quest-ce-que-lagent-orange/
Fakta lain tentang Al Jazeera
Al
Jazeera didirikan oleh milyuner zionis bersaudara keturunan
Perancis-Israel yaitu David dan Jean Frydman, yang membuat jaringan
untuk memasuki media di dunia Islam serta untuk mengendalikan haluan di
Timur Tengah dalam pendudukan zionis di Palestina. Kedua bersaudara
tersebut adalah penasihat senior perdana menteri Israel penjahat perang
Yitzhak Rabin dan Ehud Barak. Jean Frydman juga pendana pribadi bagi
dedengkot program nuklir ilegal Israel , penjahat perang Israel Shimon
Peres dan ia menggelontorkan jutaan dolar dalam ‘proses perdamaian Oslo
’, yang menguatkan cengkeraman zionis terhadap Palestina. Baca berita
selengkapnya di:
http://www.maskofzion.com/2011/07/kiss-of-democratic-death-israels-plot_06.html
http://www.youtube.com/watch?v=geLwW3CfOXA (Al Jazeera bekerja untuk zionis)
Peran Zionis di Syria silahkan baca: http://www.maskofzion.com/2011/08/syria-under-fire-zionist.html
Bila
kita melihat dengan lebih jelas, seandainya oposisi Syria berhasil
menumbangkan rezim Al-Asad, apakah mereka berpikir zionis dan amerika
akan berdiam diri? Tentu tidak.. Sungguh! mereka akan tetap memaksa
negara ini bertekuk lutut dihadapannya, jika tidak bisa ditaklukkan..
maka sudah pasti oposisi ini akan turut dibantai habis karena tidak
tunduk pada mereka. Sadarlah umat Islam!. [slm/fpi]
Sumber: Situs Resmi Front Pembela Islam (FPI)