Imam Muhammad Baqir as: “Orang yang mencari ilmu dengan tujuan mendebat ulama (lain), mempermalukan orang-orang bodoh atau mencari perhatian manusia, maka bersiap-siaplah untuk menempati neraka. Kepemimpinan tidak berhak dimiliki kecuali oleh ahlinya”.
LAKUKAN SEKECIL APAPUN YANG KAU BISA UNTUK BELIAU AFS, WALAU HANYA MENGUMPULKAN TULISAN YANG TERSERAK!

فالشيعة هم أهل السنة

Sabtu, 27 Juli 2013

Kebohongan TV Al Jazeera dan Persekongkolan Zionis

Media pun bisa menjadi ‘penjahat perang’ jika turut andil dalam pemberitaan di sebuah negara konflik, dengan menyebarluaskan berita-berita fitnah yang penuh rekayasa dan kebohongan.

Salah satu ulama terkemuka di Timur Tengah Syeikh Yusuf Al-Qardhawi, ulama asal Mesir dan merupakan seorang tokoh Sunni yang terkenal. Beliau tinggal di Qatar dan menjabat sebagai Dewan Penasehat Syariah di Bank Islam terbesar, Qatar Islamic Bank. Beliau memiliki hubungan dekat dengan Emir Qatar.


Syeikh Yusuf Al-Qardhawi, saat membawakan program tetapnya “Al-Syari’ah wa Al-Hayah” (Syariah dan Kehidupan) di stasiun  TV Al Jazeera yang diperkirakan ditonton oleh 60 juta orang diseluruh dunia, telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa umat muslim harus membunuh siapa saja yang mendukung pemerintahan Syria dalam pertempuran melawan “Tentara Pembebasan Syria” (FSA).

Ironisnya, Al Jazeera tidak melakukan prinsip jurnalistik “cover both side” atau “memberi porsi tayangan berita yang adil dan berimbang kepada kedua belah pihak”, karena Al Jazeerabelum pernah menayangkan satu pun jawaban Imam Al-Buthi atas fitnah yang diarahkan kepada dirinya. Bahkan saat tragedi pembantaian Imam Al-Buthi, televisi Al Jazeera hanya menulis melalui running text yang mengatakan “Al-Buthi Si Pembela Rezim Syria terbunuh”, tidak lebih dari itu. Tak satu pun pernyataan Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dari Syria mau pun Timur Tengah lainnya yang mengecam fatwa tendensius Al Qordhowi dan membelasikap Imam Al-Buthi dimuat oleh Al Jazeera.

Jawaban Imam Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi saat ditanya seorang anggota wajib militer Syria yang kabur dari tugas karena takut melakukan pembunuhan ketika ia terus berada dalam militer, yaitu: Apa hukum syar’i atas keputusannya (kabur) itu.

Sebelumnya pada tanggal 05 Juni 2011, situs resmi (Nashim Syam), Masjid Umawi Damaskus, melansir beberapa fatwa beliau yang menjawab pertanyaan tentara Syria yang menyebutkan bahwa dia dan rekannya di militer berselisih mengenai keadaan dimana petinggi memerintahkan mereka menembak demonstran dengan peluru hidup, apakah perintah itu boleh ditaati atau tidak? Penanya juga menyampaikan bahwa jika ia tidak menembak demonstran maka ia akan dibunuh petingginya.

Dari jawaban-jawaban yang diberikan Imam Dr. M. Said Ramadhan Al-Buthi tersebut bisa difahami bahwa beliau menentang pembunuhan rakyat tak bersalah oleh tentara Syria .

Sempat beredar fitnah terhadap Imam M.Said Ramadhan Al-Buthi terkait seseorang yang bertanya kepada beliau tentang “apa hukumnya orang yang diminta sujud menyembah fotoPresiden Basyar Al Asad”. Al Jazeera menyiarkan lagi berita fitnah yang mengatakan jawaban Syeikh Ramadhan Al-Buthi adalah: “bahwa berdosa jika tidak mematuhi perintah itu karena hal tersebut berarti tidak taat kepada pemimpin”. Padahal pada hakikatnya, Imam Al-Buthi TIDAK PERNAH BERFATWA DEMIKIAN. Simaklah! Dengarkan! Apa yang difatwakan oleh ImamAl-Buthi dalam ceramah tersebut. Anda semua dapat menyimak dan menilai fatwa Syeikh Al-Buthi dengan jujur dan bijak dalam tayangan berikut:


Seminggu setelah pembunuhan Imam Al-Buthi, seorang ulama sunni lainnya Syaikh Hassan Saifuddin (80 tahun) secara brutal dipenggal kepalanya di bagian utara Kota Aleppo – Syria, oleh sekelompok orang dan menyeret tubuhnya di jalanan. Kepalanya ditanam di menara sebuah masjid yang biasa digunakannya untuk berkhotbah. Syaikh Saifuddin juga dikenal sebagai seorang anti-milisi, dan penentang perang yang sedang berkecamuk melawan rezim Syria .

Korban lainnya adalah Syaikh Abbas Lahham. Ia tewas bulan Mei di luar Masjid Ruqayyah (putri Imam Hussein r.a.) di mana ia biasa berkhotbah. Dia diikuti oleh tewasnya Syaikh Abdul-Kuddus Jabbarah, ia ditembak mati di sebuah pasar dekat situs suci Sayyidah Zainabr.a.

Pada bulan Februari 2012, Syaikh Abdul Latif Al-Jamili, seorang ulama dari Masjid Ahrafiyyah terbunuh oleh pecahan peluru yang diluncurkan oleh milisi di halaman masjid itu. Pada bulan Maret, giliran Sheikh Abid Sa’ab, yang kerap memimpin doa di Masjid Al-Mohammadi yang terletak di distrik Mazze di Damaskus, terbunuh oleh ledakan bom yang ditempatkan di bawah mobilnya.

Cuplikan pidato penting Mufti Syria, Sheikh Ahmad Hassun pada pemakaman anaknya yang tidak pernah disiarkan oleh TV Al Jazeera:

Wahai para Ulama… ijinkan saya… wahai orang yang terhormat.. Syeikh Al Azhar… wahai Syeikh Al-Qardhawi… yang berdiri dan berkhutbah… dan mengeluarkan fatwa untuk membunuh 1/3 rakyat Syria… kini anak-ku telah kembali kepada Allah… jika kalian tidak mampu mati dan mengikuti langkahnya… maka terserah kerjakanlah… kalian akan bertanggung jawab di hari kiamat atas darah mereka, ada 3000 yang syahid di Syria.

Katakan kepada mereka, wahai saudaraku, wahai Abal Walid…wahai Khalid Masy’al… katakan pada orang-orang Arab… siapa yang merangkulmu di Syria ?… katakan pada HAMAS… siapa yang merangkulmu di Syria ?.. katakan pada rakyat Gaza siapa yang menangisi darah kalian di Syria ?.. duhai dosa kami.. sesungguhnya kami merangkul HAMAS… dan jihad Islam… dengarkan saudari-saudariku… partai-partai Islam di dunia… soal anakku, saya serahkan kepada Allah… tetapi, saya bersumpah kepada Allah, sesungguhnya telah bersabda Nabi kita tercinta “menghancurkan Ka’bah menjadi batu demi batu, lebih ringan dihadapan Allah dibandingkan membunuh atau menumpahkan darah orang mukmin diluar batasan hukum yang ditetapkan Allah (had)”..

Dan bagi kalian, yang masih berdemonstrasi di negaraku… akan aku cium tangan kalian… akan aku cium kening kalian.. kampung halaman kalian akan jadi tempat pembantaian kedua… kalian semua akan dibantai… sasarannya bukanlah pemerintah… yang menjadi target bukanlah rezim… jika yang menjadi target adalah rezim, mereka akan melarikan diri… seluruh pemimpin Arab akan melarikan diri.. mengapa mereka banyak membom saat ini? Mengapa mereka membunuh rakyat di Serbia ? Mengapa Libya di bom?… mereka bukan menginginkan Sarya dan teman-teman syahidnya… yang mereka inginkan Syria berlutut dihadapan Zionis dan Amerika……………. Selengkapnya saksikan dalam video berikut:Pada November 2011, kedutaan Amerika memerintahkan pemberontak oposisi Syria untuk tidak menerima tawaran amnesti yang disampaikan dalam pidato Mufti Ahmad Hassun. Oposisi Syria pun menuruti tuntutan Amerika itu dan pertumpahan darah akhirnya terus berlanjut hingga kini, entah kapan terselesaikan.

The Union of Good juga mendanai organisasi jihad, khususnya HAMAS. The Union of Good memiliki keterkaitan dengan kerajaan Saudi. Keluarga kerajaan Saudi juga mendanai kegiatan Ikhwanul Muslimin. Rasanya tak mungkin Ikhwanul Muslimin akan membuat kerusuhan di Saudi Arabia . Demikian pula di Qatar , Al-Qardhawi  tak akan menggigit tangan yang memberinya tunjangan.

Al Jazeera Media Provokator dengan misi Adu Domba
Kecurangan Al Jazeera dalam pemberitaan yang BIAS dan sering mengarang berita bohong, melahirkan fenomena seperti sekarang yang membuat kemelut di Syria semakin keruh. Al Jazeera mengemas  berita sedemikian rupa tentang keadaan politik di Syria yang monopartai sebagai sebuah kemunduran yang harus dirombak, sehingga di mata rakyat Syria Presiden Al-Asad digambarkan sebagai sosok otoriter dan diktator yang harus digulingkan demi terwujudnya demokrasi di Syria. Seharusnya media sekelas Al Jazeera mengedepankan prinsip pemberitaan yang berimbang dan profesional dalam mewartakan, bukan malah sebaliknya ikut berperan mengambil fungsi sebagai provokator dengan misi adu domba.

Kebohongan Al Jazeera terungkap dari hengkangnya sejumlah staf dan jurnalis yang tidak tahan dengan kebohongan media milik Qatar itu. Tahun lalu, tepatnya pada bulan Mei, Al Jazeera diguncang eksodus staf dan jurnalisnya akibat begitu banyak kebohongan media Al Jazeera dalam melansir berita di berbagai negara konflik di Timur Tengah, terutama di Syria . Mereka tidak sanggup lagi dengan kebijakan Al Jazeera yang menjadi corong propaganda perang.

Media yang menjadi sekutu Zionis ini selalu menyebarkan kebohongan tentang situasi di Syria dengan tujuan untuk menghancurkan persatuan nasional dan menodai citra pemerintah Syria dan tentaranya. Salah satu kebohongannya adalah berita tentang Brigadir Jenderal “Jawdat Muhammad” dari desa “Fattah Nassar” di kota “Safita”. Al Jazeera memberitakan dan mengklaim bahwa ia tewas setelah ditembak oleh tentara Syria dan Shabbiha.

Oleh karenanya, pihak keluarga terkejut saat mereka menyaksikan pemakaman jenderal – di pintu masuk Safita – disiarkan oleh Al Jazeera dengan judul: Brigadir Jenderal “Jawdat Muhammad” membelot dari tentara Syria dan dibunuh oleh keamanan Syria dan Shabbiha .

Selain itu, Al Jazeera juga menyiarkan berita bohong tentang pembunuhan mahasiswa “Obadah Safwan Shaar” di fakultas sains di universitas Aleppo . Tim Shukumaku bertemu dengan mahasiswa “Shaar” – yang tentu saja masih hidup – dan dia mengatakan bahwa kemarin sore ia menghabiskan waktu di ruang baca kemudian dia pergi keluar dengan banyak rekan-rekannya untuk makan siang, mereka melihat sekelompok “mahasiswa” di alun-alun fakultas. Mereka pergi ke tempat di mana mahasiswa berkumpul dan tinggal di sana selama beberapa waktu. Tiba-tiba sekelompok orang bertopeng dengan tongkat besi menyerangnya dan memukulnya sampai ia pingsan. Rekan-rekannya membawanya keluar … Setelah itu ia terkejut mendengar berita kematiannya di Al Jazeera dan media lain yang mengklaim bahwa ia dibunuh oleh tentara Syria di dalam kompleks universitas. Dia marah dan mengatakan berita ini konyol.

Rusia Today pada 12 Maret 2012 lalu, mengabarkan bahwa biro Al Jazeera di Beirut mengundurkan diri. Mereka yang mengundurkan diri adalah Managing Director, Hassan Shaaban. Ini merupakan rentetan dari pengunduran diri Staff penting Al Jazeera lainnya seperti Ali Hashem, Ghassan ben Jeddo, dan Afshin Rattansi. Alasan pengundurannya adalah penolakan Al Jazeera Pusat menayangkan video gempuran pemberontak Syria . Selain itu menolak menayangkan berita pembantaian yang dilakukan pemerintah Bahrain terhadap rakyatnya sendiri, dan penolakan Emir Qatar atas hasil Referendum Syria . (http://www.youtube.com/watch?v=I4YCZE0rr4Y)

Alhasil kondisi ini mulai dirasa sejak April 2011, ketika Emir Qatar mengambil penuh kendali profesional Al Jazeera. Perubahan arah Al Jazeera ini berkat keberhailan LOBI mantanmenteri luar negeri Amerika Hillary Clinton. Amerika menghendaki agar Al Jazeera sama seperti corong propaganda perang Barat semacam CNN, BBC, MSNBC, CNBC dan Fox News. Usulan Washington itu diamini oleh Emir Qatar Syekh Hamad bin Khalifa Al Thani. Dan sejak itu Emir menyerukan propaganda perang media sesuai dikte Amerika. Hal ini sangat disayangkan kalau jaringan TV Al Jazeera yang menjangkau 60 juta pemirsa di seluruh duniaakhirnya hancur reputasinya gara-gara memuaskan ambisi pribadi Emir Qatar dalammenyebarluaskan fitnah dan kebohongan.

Sebuah keluarga pernah diberitakan Al Jazeera dibantai oleh tentara pemerintah Syria. Namun setelah diwawancarai oleh media lain, mereka sekeluarga membantah dan marah diberitakan telah mati. Al Jazeera dicaci karena mereka semua masih hidup bahkan mereka diperlakkukan sangat baik oleh tentara pemerintah dan dibantu dalam kesulitan mereka. Berikut link rekamannya:   http://www.youtube.com/watch?v=vu7Ui9flUDE

Khadijah bin Qinnah, seorang reporter TV Al Jazeera mengungkapkan kebohongan baru tentang Syria . Ia mengatakan gambar seorang anak penderita penyakit Hidrocephalus (kelebihan air di dalam otaknya) yang ditayangkan Al Jazeera adalah seorang anak Syria . Setelah dilakukan pembahasan dan penelaahan serius terkait hal ini, terbukti bahwa gambar anak yang diampilkan TV Al Jazeera itu adalah seorang anak Vietnam yang menderita penyakit Hydrocephalus dikarenakan bom kimia pasukan AS yang meledak di ladang-ladang warga selama perang Vietnam berkecamuk.
http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=en&id=10632&type=104#.UX12TqKL-zk
http://sortirduchaos.wordpress.com/2012/06/04/quest-ce-que-lagent-orange/

Fakta lain tentang Al Jazeera
Al Jazeera didirikan oleh milyuner zionis bersaudara keturunan Perancis-Israel yaitu David dan Jean Frydman, yang membuat jaringan untuk memasuki media di dunia Islam serta untuk mengendalikan haluan di Timur Tengah dalam pendudukan zionis di Palestina. Kedua bersaudara tersebut adalah penasihat senior perdana menteri Israel penjahat perang Yitzhak Rabin dan Ehud Barak. Jean Frydman juga pendana pribadi bagi dedengkot program nuklir ilegal Israel , penjahat perang Israel Shimon Peres dan ia menggelontorkan jutaan dolar dalam ‘proses perdamaian Oslo ’, yang menguatkan cengkeraman zionis terhadap Palestina. Baca berita selengkapnya di: http://www.maskofzion.com/2011/07/kiss-of-democratic-death-israels-plot_06.html
http://www.youtube.com/watch?v=geLwW3CfOXA  (Al Jazeera bekerja untuk zionis)
Peran Zionis di Syria silahkan baca: http://www.maskofzion.com/2011/08/syria-under-fire-zionist.html

Bila kita melihat dengan lebih jelas, seandainya oposisi Syria berhasil menumbangkan rezim Al-Asad, apakah mereka berpikir zionis dan amerika akan berdiam diri? Tentu tidak.. Sungguh! mereka akan tetap memaksa negara ini bertekuk lutut dihadapannya, jika tidak bisa ditaklukkan.. maka sudah pasti oposisi ini akan turut dibantai habis karena tidak tunduk pada mereka. Sadarlah umat Islam!. [slm/fpi]

Sumber: Situs Resmi Front Pembela Islam (FPI)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...