Imam Muhammad Baqir as: “Orang yang mencari ilmu dengan tujuan mendebat ulama (lain), mempermalukan orang-orang bodoh atau mencari perhatian manusia, maka bersiap-siaplah untuk menempati neraka. Kepemimpinan tidak berhak dimiliki kecuali oleh ahlinya”.
LAKUKAN SEKECIL APAPUN YANG KAU BISA UNTUK BELIAU AFS, WALAU HANYA MENGUMPULKAN TULISAN YANG TERSERAK!

فالشيعة هم أهل السنة

Senin, 27 Januari 2014

NASAB UMAR BIN KHATHAB

Dari 4 Khalifah Rasyidin, hanya Umar bin Khathab yang nasabnya tersembunyi dan tidak dipublikasikan secara luas ke publik. Mengapa?

BUDAK ABDUL MUTHTHALIB: NAFIL DAN SHOHHAK
Nafil adalah seorang budak dari Kilab bin Luay bin Ghalib al-Quraisy. Setelah majikannya wafat, dia pindah tangan pada majikan baru, Abdul Muththalib. Selain mempunyai budak baru Nafil, Abdul Muththalib mempunyai seorang budak wanita bernama Shohhak yang datang dari Negri Habasyah (Ethiopia). Tugas Nafil adalah menggembalakan unta-unta Abdul Mutthalib. Sedang tugas Shohhak adalah menggembalakan domba-dombanya.

LAHIRNYA KHATHAB
Abdul Muththalib memisahkan Nafil dan Shohhak ke dalam area penggembalaan yang berbeda.
Suatu hari mereka bertemu di suatu tempat. Melihat sosok fisik Shohhak, bangkitlah birahi Nafil. Gayung bersambut, mereka berdua melakukan hubungan intim. Setiap melakukan tugas pengembalaan mereka saling memadu kasih hingga Shohhak hamil.


Karena ketakutan akan ketahuan majikan mereka, begitu Shohhak melahirkan, orok yang diberi nama Khathab dibuang oleh Nafil. Pada tengah malam yang sunyi dan gelap, Nafil membuang orok ke tempat penimbunan sampah. Beruntung bagi si orok Khathab, dirinya ditemukan seorang pemulung wanita Yahudi dan selanjutnya dirawat di rumahnya hingga dewasa. Tugas Khathab adalah membelah kayu untuk dijadikan kayu bakar untuk kepentingan ibu pungutnya.

Suatu hari pada saat Khathab sedang istirahat dari keletihan membelah kayu, lewatlah Shohhak yang sedang menggiring domba-dombanya. Melihat sosok fisik Shohhak yang menawan, Khathab langsung jatuh birahi. Khathab tidak mengetahui bahwa sejatinya Shohhak adalah ibu kandungnya. Demikian pula Shohhak tidak mengetahui bahwa Khathab adalah anak kandungnya sendiri yang dulu dibuang ke tempat sampah.

KHATHAB BERHUBUNGAN DENGAN IBU KANDUNGNYA
Karena kerap bersua, akhirnya antara Khathab dengan Shohhak terjalin hubungan kasih. Keduanya melakukan hubungan intim hingga Shohhak pun hamil. Riwayat berlanjut mirip dengan kejadian saat Khathab lahir, hanya saja hubungan antara Khathab dengan Shohhak menghasilkan orok wanita.

Karena ketakutan akan ketahuan majikan mereka, begitu Shohhak melahirkan, orok yang diberi nama Hantamah dibuang oleh Khathab. Pada tengah malam yang sunyi dan gelap, Khathab membuang orok ke tempat penimbunan sampah di luar kota Makkah. Beruntung bagi si orok Hantamah, dirinya ditemukan oleh Hisyam bin al-Mughirah bin al-Walid.

Berbeda dengan si pemulung Yahudi yang menemukan Khathab, Hisyam mengadopsi dan mendidik Hantamah. Nasab Hantamah pun dinisbahkan pada nasab Hisyam, hingga dalam sejarah tercatat sebagai Hantamah binti Hisyam.


KHATHAB MENIKAH DENGAN CUCUNYA
LAHIRLAH UMAR BIN KHATHAB
Khathab sering kali datang ke rumah Hisyam bin al-Mughirah bin Al-Walid untuk keperluan mengirim kayu bakar. Suatu saat tiba-tiba Khathab melihat Hantamah yang muda belia. Khathab terpesona dan sangat mengagumi. Khathab tidak mengetahui bahwa sejatinya Hantamah adalah anak dari hubungannya dengan Shohhak, yang juga tak lain adalah ibu kandungnya sendiri.

Berbeda dengan hubungannya dengan Shohhak (ibu kandungnya), kali ini Khathab mempunyai keberanian untuk meminang Hantamah. Khathab meminangnya pada Hisyam. Hisyam pun menikahkan Hantamah dengan Khathab.
Dari pernikahan Khathab dengan Hantamah, lahirlah Umar bin Khathab.

[(1) Idris Alhusainy Al- Maghriby, Lagad Syayya’atni Al-Husein, Hlm 176-177;
(2) Yusuf Al- Bahreiny , Kasykuul, Juz 3, Hlm 212-213; menukil dari Muhammad bin Saib Al-Kalby Al-Nassabah dan Abu Mukhannaf Luth bin Yahya Al- Azdy Al-Nassabah dalam kitab al-Sholabah Fi Ma’rifah Al- Shohabah;
(3) Mashodir Nasab’Umar dalam kitab Al- Dzari’ah, Hlm 141 dll dll]


UMAR MELARANG BERBICARA NASABNYA
Dalam kitab “Nadhoriyyat al-Khalifatain,” karya pemikir Islam Dr. Najah Al-Thoiy (Juz 1, Hlm 41-43) diriwayatkan: “Dalam salah satu peraturan yang dikeluarkan oleh Umar adalah larangan berbicara masalah nasab”
[Lihat juga Syarah Nahjul al-Balaghah, Ibnu Abil al-Hadid, Juz 11, Hlm 68-69]

Kenapa Umar melarang berbicara nasabnya? Hal ini dimaksudkan agar orang-orang pada saat itu tidak menyelidiki nasabnya. Dalam kenyataannya sosok Khathab adalah kakeknya Umar, juga ayahnya dan Khal (saudara ibu)nya.

(1) Alasan bahwa Khathab adalah kakek Umar karena Hantamah adalah ibu kandung Umar sebagaimana dikuatkan oleh Ibnu Qutaibah dalam kitabnya”Al-Ma’arif” bahwa dia (Hantamah) adalah putri dari Khathab, maka jadilah Khathab sebagai kakeknya Umar.
(2) Alasan bahwa Khathab adalah ayah dari Umar sangat jelas, karena dia adalah suami Hantamah, ibu kandungnya Umar.
(3) Alasan bahwa Khathab adalah Khal (saudara ibu) dari Umar adalah karena Khathab dan Hantamah adalah saudara dari ibunya yang bernama Shohhak. Saudara dari ibu dalam bahasa Arab dinamakan Khal.
(4) Nafil dan putranya Khathab keduanya mempunyai andil terhadap Shohhak. Sedangkan Shohhak adalah Ibu Khathab. Khathab mengawini Hantamah, sedangkan Hantamah adalah putrinya sendiri.
[(1) Kalam Aby Muhnaf fi Nasab Umar, (2) Al-Matsalib Muhammad bin Syahr Asyub; (3) Al- Majlisy, Bihar Al- Anwar, Juz 31, Hlm 99; (4) Al-Kalby, Al-Matsalib Al-’Arab]

Ibnu Katsir meriwayatkan: “Konon si Khathab adalah ayah dari Umar bin Khathab, juga sebagai saudara ayahnya (pamannya) dan merangkap sebagai saudara dari ibunya”
[Ibnu Katsir, Sirah al-Nabawiyyah, Juz 1, Hlm 153, Cetakan ‘Isa Al-Baby Al-Halaby dkk Cairo. 1384 H/1964 M, dan cetakan Dar Al- Fikr, Beirut, Juz 1, Hlm 153 Tahun 1398 H/1978 M]

UPAYA “MELENYAPKAN” NASAB UMAR
Dengan demikian kitab “Matsalib Al-’Arab karya Ibnu Al-Kalby dan Mufagiyaat karya Zubair bin Bakar serta Sirah Ibnu Ishaq dan Al-Sirah Al-Nabawiyyah karya Ibnu Katsir keseluruhannya telah meriwayatkan nasab Umar bin Khathab.

Karena bahayanya permasalahan semacam ini jika sampai ke publik dan demi menjaga kredibilitas serta reputasi Umar kalau-kalau akan dikategorikan kedalam anak hasil perzinahan, beberapa penerbit telah menghapus sejarah ini dari kitab Mufaqiyaat dan kitab Sirah Ibnu Ishaq maka kini dicetak sesuai dengan kehendak mereka.
[Sumber: “Nadhoriyat Al-Khalifatain,” karya cendekiawan Islam Dr. Najah Al-Thoiy, Juz 1, Hlm 41-43, Beirut: Al-Huda, Ctakan pertama Tahun 1998]
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...