Imam Muhammad Baqir as: “Orang yang mencari ilmu dengan tujuan mendebat ulama (lain), mempermalukan orang-orang bodoh atau mencari perhatian manusia, maka bersiap-siaplah untuk menempati neraka. Kepemimpinan tidak berhak dimiliki kecuali oleh ahlinya”.
LAKUKAN SEKECIL APAPUN YANG KAU BISA UNTUK BELIAU AFS, WALAU HANYA MENGUMPULKAN TULISAN YANG TERSERAK!

فالشيعة هم أهل السنة

Sabtu, 27 Juli 2013

Gus Yahya Staquf: Wahabi Takfiri Ingin Bentuk Negara Radikal

Gerakan radikalisme Islam (Wahabi-Salafi) memiliki agenda ingin mengambil alih kekuasaan untuk membentuk negara baru sesuai dengan paham mereka. Gerakan radikal ini selalu menolak bahkan mengkafirkan orang Islam di luar kelompoknya.

Hal itu disampaikan Katib Syuriyah PBNU KH Yahya C. Staquf dalam acara dialog publik Nation dan carakter building dengan tema “Peran Pemuda Islam Moderat Dalam  Menangkal Radikalisasi Agama” yang diadakan GP Ansor – Fatayat NU bekerjasama dirjen IKP Kementrian Kominfo di Gedung MWCNU Kecamatan Dawe Kudus, Sabtu (27/4).

Gus Yahya, sapaan akrab beliau, menandaskan, radikalisme Islam telah menjadi ancaman yang sangat berbahaya sehingga gerakannya harus dibendung.  

“Jika gagal dibendung, NU Islam moderat di Indonesia juga akan hilang,” tegasnya.

Menurutnya NU didirikan di Indonesia, tambahnya, untuk mengikat bangsa ini supaya tidak lepas. Hal ini terlihat dari simbol tali yang melingkari bumi (peta) Indonesia pada lambang NU.

“Maksudnya tali itu sebagai pengikat Indonesia, kalau lepas maka negara akan meleleh,” jelas putra almarhum KH Cholil Bisri ini.

Menurut Gus Yahya, dengan merawat tradisi amalan NU dan mengumpulkan jamaah atau komunitas seperti NU, maka akan mudah memberi pemahaman yang benar serta memilah-milah aliran  maupun gerakan radikalisme.

“Kalau jamaah NU  kendor maka akibatnya mudah dirusak oleh orang-orang radikal maupun  Wahabi, ” tandasnya.

Sementara itu, budayawan Sastro Al Ngatawi menilai upaya gerakan Islam radikal sebetulnya ingin mengambil alih  kekuasaan menjadi Negara Islam. Kelompok radikal ini  hanya sebatas mengenal dan memiliki semangat Islam tetapi belum memahami Islam secara benar dan utuh. Mereka, hanya salah paham dengan paham yang salah dengan tujuan ingin menerapkan budaya Arab dengan topeng Islam.

“Tidak ikut mendirikan dan tidak merawat, kok  tiba-tiba datang ingin menguasai negara, dalam hukum fiqh namanya ghosob kekuasaan,” kata Sastro seperti diberitakan NU Online

“Orang-orang seperti ini harus diberi pemahaman yang benar tentang Islam. Kalau tidak mau dan ingin menjadi negara Islam ya disuruh pindah saja ke negara Arab,” ungkapnya.

Menurutnya, sebagai warga negara Indonesia perlu menelaah kembali sejarah bangsa dan memahami tradisi budaya.

“Dengan demikian, kita akan menjadi orang Indonesia yang Islam bukan orang  Islam yang Indonesia,” pungkasnya. (IT/sa)

IslamTimes
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...