Dongeng ini sangat populer di kalangan Salafi-Wahabi, padahal
cerita ini adalah fiktif belaka dan tidak lebih dari hanya sebuah
dongeng semata, tapi aneh nya dongeng ini bukan saja di sukai oleh
anak-anak, tapi justru sangat popular dan di sukai oleh Ustadz atau
Syekh Salafi-Wahabi, Cuma saja dongeng ini beredar dengan beragam judul,
dikalangan Salafi-Wahabi lebih sering didongengkan dengan judul “Siapakah Wahabi sesungguhnya ?” dan “Inilah Wahabi Sesungguhnya” dan bahkan karena terlalu terbawa dan percaya dengan dongeng populer wahhabiyyah Rustumiyyah ini,
tanpa mencari tau kebenaran nya, sebagian orang menyangka cerita
fiktif tersebut adalah sebuah kenyataan, meskipun tidak bisa
membuktikan kebenaran cerita nya, karena kebiasaan para pengikut mereka
yang hanya bisa membaca tapi tidak mencari Fakta yang
mengerikan, hanya bisa mendengar tak bisa berkomentar, sehingga dongeng
tersebut terus disebarkan oleh orang-orang yang tidak punya malu dan
tanggung jawab (semoga Allah membalas nya dengan balasan yang
setimpal).
Dongeng Populer Wahhabiyyah Rustumiyyah ini menceritakan tentang ajaran seorang yang bernama Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum [208 H/823 M] atau konon disebut dengan nama Wahhabi, dan di akhir cerita di vonis sesat oleh seorang Ulama bernama Al-Lakhmi
atau nama lengkap Ali bin Muhammad Al-Lakhmi [478 H/1085 M], adapun
bila ada kesamaan nama atau sebutan dalam dongen tersebut hanyalah
sebuah kebetulan atau memang ada misi dibalik nama-nama tersebut, namun
nama-nama dan sebutan dalam dongeng populer ini tidak ada hubungan dengan Salafi-Wahabi
dengan bermacam varian nya, yang juga difatwakan sesat oleh Ulama
Ahlus Sunnah Waljama’ah seluruh dunia, karena Wahabi yang difatwakan
sesat oleh Ulama Ahlus Sunnah sedunia adalah ajaran Syekh Muhammad bin
Abdil Wahhab At-Tamimi An-Najdi [1206 H/1791M], sekali lagi bahwa
Wahabi dalam dongeng tersebut tidak ada hubungan apa pun dengan Wahabi
yang beredar disekeliling kita sekarang ini atau yang sering menyebut
diri nya Salafi,meri kita ikuti dongeng populer ini sampai akhir,
agar generasi kita tidak termakan oleh sebuah dongengatau cerita yang
tidak bisa dibuktikan kebenaran nya (semoga Allah menjaga kita semua
dari fitnah Agama ini).
Begini Cerita nya ! Dongeng ini kami copas dari situs Syekh Salafi-Wahabi, tapi ingat ini hanya sebuah dongeng ! harap baca sampai tuntas, agar tidak salah paham
(awal dongeng)- Cerita ini berawal dari dialog
antara Syaikh Muhammad bin Sa’ad Asy Syuwai’ir dengan para
masyaikh/dosen-dosen disuatuUniversitas Islam di Maroko (tidak jelas
Universitasnya).
Salah seorang Dosen itu berkata: ”Sungguh hati kami sangat
mencintaiKerajaan Saudi Arabia, demikian pula dengan jiwa-jiwa dan
hati-hati kaum muslimin sangat condong kepadanya,dimana setiap kaum
muslimin sangat ingin pergi kesana, bahkan antara kami dengan kalian
sangat dekat jaraknya. Namun sayang, kalian berada diatas
suatu Madzhab, yang kalau kalian tinggalkan tentu akan lebih baik,
yaitu Madzhab Wahabi.”
Kemudian Asy Syaikh dengan tenangnya menjawab: ”Sungguh banyak
pengetahuan yang keliru yang melekat dalam pikiran manusia, yang mana
pengetahuan tersebut bukan diambil dari sumber-sumber yang terpercaya,
dan mungkin kalian pun mendapat khabar-khabar yang tidak tepat dalam
hal ini.
Baiklah, agar pemahaman kita bersatu, maka saya minta kepada kalian
dalam diskusi ini agar mengeluarkan argumen-argumen yang diambil dari
sumber-sumber yang terpercaya,dan saya rasa di Universitas ini
terdapatPerpustakaan yang menyediakan kitab-kitab sejarah
islam terpercaya .Dan juga hendaknya kita semaksimal mungkin untuk
menjauhi sifat Fanatisme dan Emosional.”
Dosen itu berkata : ”saya setuju denganmu, dan biarkanlah para
Masyaikh yang ada dihadapan kita menjadi saksi dan hakim diantara kita.
Asy Syaikh berkata : ”saya terima, Setelah bertawakal kepada Allah,
saya persilahkan kepada anda untuk melontarkan masalah sebagai pembuka
diskusi kita ini.”
Dosen itu pun berkata :”baiklah kita ambil satu contoh, ada sebuah
fatwa yang menyatakan bahwa firqoh wahabi adalah Firqoh yang sesat.
Disebutkan dalam kitab Al-Mi ’yar yang ditulis oleh Al
Imam Al-Wansyarisi, beliau menyebutkan bahwa Al-Imam Al-Lakhmi pernah
ditanya tentang suatu negeri yang disitu
orang-orangWahabiyyun membangun sebuah masjid,”Bolehkan kita Sholat di
Masiid yang dibangun olehorang-orang wahabi itu ??”maka Imam
Al-Lakhmi pun menjawab:”Firqoh Wahabiyyah adalah firqoh yang sesat, yang
masjidnya wajib untuk dihancurkan, karena mereka telah menyelisihi
kepada jalannya kaum mu ’minin, dan telah membuat bid’ah yang sesat dan
wajib bagi kaum muslimin untuk mengusir mereka dari negeri-negeri kaum
muslimin ”.
Dosen itu berkata lagi :”Saya rasa kita sudah sepakat akan hal ini, bahwa tindakan kalian adalah salah selama ini,”
Kemudian Asy Syaikh menjawab : ”Tunggu dulu..!! kita belum sepakat,
lagipula diskusi kita ini baru dimulai, dan perlu anda ketahui
bahwasannya sangat banyak fatwa yang seperti ini yang dikeluarkan oleh
para ulama sebelum dan sesudah Al-Lakhmi, untuk itu tolong anda
sebutkan terlebih dahulu kitab yang menjadi rujukan kalian itu !”
Dosen itu berkata: ”anda ingin saya membacakannya dari fatwanya saja, atau saya mulai dari sampulnya ??”
Asy Syaikh menjawab:”dari sampul luarnya saja.”
Dosen itu kemudian mengambil kitabnya dan membacakannya: ”Namanya
adalah Kitab Al-Mi’yar,yang dikarang oleh Ahmad bin Muhammad
Al-Wansyarisi. Wafat pada tahun 914 H dikota Fas, di Maroko.”
Kemudian Asy Syaikh berkata kepada salah seorang penulis di
sebelahnya:”wahai syaikh, tolong catat baik- baik, bahwa Imam
Al-Wansyarisi wafat pada tahun 914 H. Kemudian bisakah anda
menghadirkan biografi Imam Al- Lakhmi ??”
Dosen itu berkata:”Ya,”kemudian dia berdiri menuju salah satu rak
perpustakaan, lalu dia membawakan satu juz dari salah satu kitab-kitab
yang mengumpulkan biografi ulama. Didalam kitab tersebut
terdapat biografi Ali bin Muhammad Al-Lakhmi, seorang Mufti Andalusia
dan Afrika Utara.
Kemudian Asy Syaikh berkata : ”Kapan beliau wafat?”
Yang membaca kitab menjawab: ”beliau wafat pada tahun 478 H”
Asy Syaikh berkata kepada seorang penulis tadi: ”wahai syaikh tolong dicatat tahun wafatnya Syaikh Al-Lakhmi ” kemudian ditulis.
Lalu dengan tegasnya Asy Syaikh berkata : ”Wahai para masyaikh….!!!
Saya ingin bertanya kepada antum semua …!!! Apakah mungkin ada ulama
yang memfatwakan tentang kesesatan suatu kelompok yang belum datang
(lahir) ???? kecuali kalau dapat wahyu????”
Mereka semua menjawab :”Tentu tidak mungkin, Tolong perjelas lagi maksud anda !”
Asy syaikh berkata lagi : ”bukankah wahabi yang kalian anggap sesat
itu adalah dakwahnya yang dibawa dan dibangun oleh Syaikh Muhammad Bin
Abdul Wahhab ????
Mereka berkata : ”Siapa lagi???”
Asy Syaikh berkata:”Coba tolong perhatikan..!!! Syaikh Muhammad bin
Abdul Wahhab lahir pada tahun 1115 H dan wafat pada tahun 1206 H, …
Nah,ketika Al-Imam Al-Lakhmi berfatwa seperi itu, jauh RATUSAN
TAHUN lamanya syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab belum lahir. bahkan
sampai 22 generasi keatas dari beliau sama belum yang lahir.apalagi
berdakwah..
KAIF ??? GIMANA INI???
(Merekapun terdiam beberapa saat..)
Kemudian mereka berkata:”Lalu sebenarnya siapa yang dimaksud Wahabi
oleh Imam Al-Lakhmi tersebut ??” mohon dielaskan dengan dalil yang
memuaskan, kami ingin mengetahui yang sebenarnya !”
Asy Syaikh pun menjawab dengan tenang : ”Apakah anda memiliki kitab Al-Firaq Fii Syimal Afriqiya, yang ditulis oleh Al-Faradbil, seorang kebangsaan Francis ?”
Dosen itu berkata:”Ya ini ada,”
Asy Syaikh pun berkata :”Coba tolong buka di huruf “ wau” ..maka
dibukalah huruf tersebut dan munculah sebuah judul yang tertulis “ Wahabiyyah”
Kemudian Asy Syaikh menyuruh kepada Dosen itu untuk membacakan tentang biografi firqoh wahabiyyah itu.
Dosen itu pun membacakannya: ”Wahabi atau Wahabiyyah adalah sebuah
sekte KHOWARIJ ABADHIYYAHyang dicetuskan oleh Abdul Wahhab bin
Abdirrahman bin Rustum Al-Khoriji Al- Abadhi, Orang ini telah banyak
menghapus Syari’at Islam, dia menghapus kewajiban menunaikan ibadah haji
dan telah terjadi peperangan antara dia dengan beberapa orang yang
menentangnya. Dia wafat pada tahun 197 H dikota Thorat di Afrika Utara.
Penulis mengatakan bahwa firqoh ini dinamai dengan nama pendirinya,
dikarenakan memunculkan banyak perubahan dan dan keyakinan dalam
madzhabnya. Mereka sangat membenci Ahlussunnah.
Setelah Dosen itu membacakan kitabnya Asy Syaikh berkata : ”Inilah
Wahabi yang dimaksud oleh imam Al-Lakhmi, inilah wahabi yang telah
memecah belah kaum muslimin dan merekalah yang difatwakan oleh para
ulama Andalusia dan Afrika Utara sebagaimana yang telah kalian dapati
sendiri dari kitab-kitab yang kalian miliki. Adapun Dakwah yang dibawa
oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang didukung oleh Al-Imam
Muhammad bin Su’ud-Rahimuhumallah-, maka dia bertentangan dengan amalan
dakwah Khowarij, karena dakwah beliau ini tegak diatas kitabullah dan
Sunnah Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih, dan beliau
menjauhkan semua yang bertentangan dengan keduanya, mereka
mendakwahkah tauhid, melarang berbuat syirik, mengajak umat kepada
Sunnah dan menjauhinya kepada bid ’ah, dan ini merupakan Manhaj
Dakwahnya para Nabi dan Rasul. (akhir dongeng)
Itulah dongeng lengkap yang sering diceritakan oleh para Syekh
Salafi-Wahabi kepada pengikut setia mereka, hati-hati jangan terjebak
oleh dongeng ini …..!!!
BENARKAH CERITA ITU SEBUAH DONGENG ?
Dalam dongeng populer itu menceritakan bahwa ajaran Abdul
Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum bernama Wahhabiyah nisbah kepada nama
Abdul Wahhab, ternyata ajaran yang disebarkan oleh Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum itu bukan Wahhabiyyah ( الوهابيه ) tapi Wahbiyyah ( الوهبية ),
lalu kenapa juga ajaran nya disebut Wahbiyyah ? apakah Wahbiyyah itu
nisbah kepada Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum ? nah tentu saja
bukan karena ajaran Wahbiyyah tersebut adalah nisbah kepada Abdullah bin
Wahbi Ar-Rasibi (38 H) [عبد الله بن وهب الراسبي]
[Lihat Al-Firaq Fii Syimal Afriqiya- halaman 145], lalu pecah kepada
beberapa firqah, nah firqah nya Abdul wahhab bin Abdirrahman bin Rustum
di sebutWahbiyyah Rustumiyyah (bukan Wahhabiyyah
Rustumiyyah), bahkan dalam kitab yang tersebut di atas (rujukan dalam
dongeng) sangat jelas bahwa Al-Lakhmi di tanyakan tentang kaum
Wahbiyyah, bukan tentang Wahhabiyyah, tetapi dalam dongeng disebutkan bahwa Al-Lakhmi ditanyakan tentang Wahhabiyyah,ini jelas-jelas tipuan dan pembodohan, simak penjelasan berikut ini :
Dalam kitab Tarikh Ibnu Khaldun juzuk II halaman 98, beliau berkata :
وكان يزيد قد أذل الخوارج ومهد البلاد فكانت ساكنة أيام روح ورغب في موادعة عبد الوهاب بن رستم وكان من الوهبيةفوادعه
Perhatikan dari teks di atas : (ﻭﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺍﻟﻮﻫﺒﻴﺔ)dan adalah Abdul Wahhab bin Rustum sebagian dari “Wahbiyyah”
Maksudnya, Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum adalah pengikut
Wahbiyyah bukan Wahhabiyyah, dan juga bukan pendiri Wahbiyyah sehingga
ada anggapan bahwa ajaran nya bernama Wahhabiyyah nisbah kepada nama
nya Abdul Wahhab, sunnguh anggapan yang sangat keliru, perbedaan antara
Wahbiyyah dan Wahhabiyyah bagaikan langit dan bumi, baik dari
penulisan atau bacaan nya, atau pun pada nisbah dan ajaran nya, tapi
kemiripan penulisan tulisan dan bacaan nya membantu para Syekh
Salafi-Wahabi untuk menipu para simpatisan mereka, maka tertipulah
orang-orang yang hanya bisa melihat tapi tak mau berpikir.
(na’uzubillah)
Bahkan dalam Al-Mi’yaar al-Mu’rib wa al-Jaami’ al-Mughrib ‘an Fataawaa
Ifriiqiyyah wa al-Andalus wa al-Maghrib juzuk 11 halaman 168 di tulis
oleh Ahmad bin Yahya Al-Wansyarisi (sebagaimana rujukan dalam dongeng
di atas)
وسئل اللخمي عن قوم من الوهبية سكنوا بين أظهر أهل السنة زمانا
وأظهروا الآن مذهبهم وبنوا مسجدا ويجتمعون فيه ويظهرون مذهبهم في بلد فيه
مسجد مبني لأهل السنة زمانا ، وأظهروا أنه مذهبهم وبنوا مسجدا يجتمعون فيه
ويأتي الغرباء من كل جهة كالخمسين والستين ، ويقيمون عندهم ، ويعملون لهم
بالضيافات ، وينفردون بالأعياد بوضع قريب من أهل السنة . فهل لمن بسط
الله يده في الأرض الإنكار عليهم ، وضربهم وسجنهم حتى يتوبوا من ذلك ؟
Perhatikan dari teks di atas : (ﻭﺳﺌﻞ ﺍﻟﻠﺨﻤﻲ ﻋﻦ ﻗﻮﻡ ﻣﻦ ﺍﻟﻮﻫﺒﻴﺔ)“ Dan Al-Lakhmi ditanyakan tentang satu kaum dari Wahbiyyah”
Maksudnya, Imam Al-Lakhmi ditanyakan tentang satu firqah
dari Wahbiyyah, sementara dalam dongeng di atas
disebutkan Al-Lakhmi ditanyakan tentang firqah Wahhabiyyah, sangat
jelas ini tipuan belaka,Wahhabiyyah dalam penulisan bahasa Arab
ber-tasydid pada (Ha) dan ada (Alif) di depan (Ha),
sementaraWahbiyyah tulisan nya tidak ber-tasydid pada (Ha) dan tidak ada
(Alif) di depan (Ha), maka fatwa Al-Lakhmibukan tentang
faham Wahhabiyyah, tapi tentang firqah Wahbiyyah, dan tidak ada hubungan
antaraWahhabiyyah dan Wahbiyyah Rustumiyyah ibadhiyyah.
Dan dalam buku seorang sejarawan asal Prancis, sebagaimana rujukan
dalam dongeng itu pula, yaitu Al-Firaq Fii Syimal Afriqiya, yang
ditulis oleh Al-Faradbil [1364 H/1945 M], lihatlah penyimpangan cerita
itu dengan apa yang tersebut dalam buku rujukan nya, ini
tulisan Al-Faradbil dalam buku nya :
وقد سموا أيضا الوهبيين نسبة إلى عبد الله بن وهب الراسبي ، زعيم الخوارج
“Dan sungguh mereka dinamakan Wahbiyyin (الوهبيين)
karena dinisbahkan kepada Abdullah bin Wahbi Ar-Rasibi, yang di tuduh
sebagai Khawarij” [Al-Firaq Fii Syimal Afriqiya- halaman 145].
Ternyata dalam buku Al-Faradbil juga tertulis Wahbiyyin,
bukan Wahhabiyyin, dan dengan sharih disebutkan nisbah nya, Wahbiyyah
atau Wahbiyyin bukan nisbah kepada Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin
Rustumsebagaimana dalam dongeng di atas, akan tetapi Wahbiyyah itu
nisbah kepada Abdullah bin Wahbi Ar-Rasibi.
Semakin terang benderang upaya makar para syekh Salafi-Wahabi hendak
memutar balikkan fakta, sungguh tipuan yang hampir sempurna, banyak
trik yang telah mereka susupi dalam kitab, buku, situs dan blog mereka,
dan para pengikut mereka tidak pernah mempertanyakan atau membuktikan
kebenaran nya, sikap para pengikut mereka yang hanya bisa taqlid buta,
semakin mendukung para syekh akan terus mempertahankan taktik ini,
(semoga membuka mata para pecinta dongeng itu).
Dan perhatikan nama-nama kitab Wahbiyyah berikut ini :
كتـاب ( تلخيص عقائد الوَهْبِيَّة في نكتة توحيد خالق البرية ) *
للشيخ إبراهيم بن بيحمان اليسجني من علماء وادي مِيزَاب بالجزائر ( ت :
1232هـ / 1817م )
كتاب ( العقيدة الوَهْبِيَّة ) * للشيخ أبي مسلم ناصر بن سالم البَهْلانِي من علماء عُمَان ( ت : 1339هـ / 1920م )
كتاب ( دفع شبه الباطل عن الإباضية الوَهْبِيَّة المحقة ) * للشيخ
أبي اليقظان إبراهيم من علماء وادي مِيزَاب بالجزائر ( ت : 1393هـ /
1973م )
Perhatikan, ini pengakuan dan pernyataan dari mereka sendiri bahwa faham mereka bernama “Wahbiyyah- الوَهْبِيَّة” bukan Wahhabiyyah,
semua mata pun bisa melihat dengan sangat jelas, hanya hati yang
ingkar yang masih mempertahankan cerita yang tidak bisa dibuktikan
kebenaran nya, ketika cerita atau sejarah sudah tidak lagi sesuai
dengan fakta, maka pantaslah cerita itu masuk dalam kategori Dongeng,
silahkan saja bercerita, tapi bukan untuk di percaya, tapi seharusnya
seorang Ustadz tidak mengelabui murid-murid nya dengan cerita dusta,
apalagi setingkat Ustadz lulusan luar negeri, sungguh sangat
disayangkan. (semoga allah membuka mata mereka)
WAHHABI ADALAH NAMA AJARAN SYEKH MUHAMMAD IBNU ABDIL WAHHAB AT-TAMIMI AN-NAJDI
berikut bukti pengakuan dari Syaikh Wahabi yakni Ibnu Baz dalam kitab
Fatawa Nur ‘ala al-darb pada soal yang ke 6 sebagai berikut :
س 6 – يقول السائل: فضيلة الشيخ، يسمي بعض الناس عندنا العلماء في
المملكة العربية السعودية بالوهابية فهل ترضون بهذه التسمية؟ وما هو الرد
على من يسميكم بهذا الاسم؟
“Soal ke 6 – Seseorang bertanya kepada Syaikh : Sebagian manusia
menamakan Ulama-Ulama di Arab Saudi dengan nama Wahabi [Wahabiyyah],
adakah antum ridho dengan nama tersebut ? dan apa jawaban untuk mereka
yang menamakan antum dengan nama tersebut ?”Syaikh Ibnu Baz menjawab
sebagai berikut :
الجواب: هذا لقب مشهور لعلماء التوحيد علماء نجد ينسبونهم إلى الشيخ الإمام محمد بن عبد الوهاب رحمة الله عليه
“Jawab : Penamaan tersebut masyhur untuk Ulama Tauhid yakni Ulama
Nejed [Najd], mereka menisbahkan para Ulama tersebut kepada Syaikh
Muhammad ibnu Abdil Wahhab.dan bahkan Ibnu Baz memuji nama tersebut, ia
berkata :
فهو لقب شريف عظيم
“Nama itu (Wahhabiyah) adalah panggilan yang sangat mulia dan sangat agung”.
Sungguh pengakuan yang sangat jujur yang seharusnya dimiliki oleh
semua Syekh Salafi-Wahabi, kenapa harus main curang kalau memang yakin
dengan kebenaran dakwah Wahabi ? lagi pula kebenaran dan kesesatan
bukan pada sebuah nama atau julukan, justru kebohongan yang semakin
lama semakin banyak Nampak ke permukaan, akan membuat para penggemar
Salafi-Wahabi kecewa, ketika mereka tau ternyata Wahabi bukan bermanhaj
Salaf.
KESALAHAN PARA SYEKH SALAFI-WAHABI DALAM DONGENG INI
1. Menghubungkan Fatwa tentang firqah Wahbiyyah dengan firqah Wahhabiyyah.
2. Menghilangkan atau menganggap sama Wahbiyyah dengan Wahhabiyyah.
3. Cerita nya tidak sesuai dengan apa yang ada dalam kitab atau buku rujukan yang tersebut dalam cerita itu.
4. Menceritakan bahwa Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum adalah pendiri Wahbiyyah, agar sesuai dengan tujuan cerita.
5. Ternyata tidak ada ajaran bernama Wahhabi pada masa daulah Rustumiyyah.
6. Wahbiyyah ternyata nisbah kepada Abdullah bin Wahbi Ar-Rasibi.
7. Main curang untuk membela satu paham yang mereka anggap benar.
MISI DIBALIK DONGENG INI
Siapa pun bisa menebak apa misi di balik trik ini, trik yang sudah
terlalu sering digunakan oleh para Syekh Wahhabi Saudi, walaupun trik
ini kelihatan sangat super bodoh tapi tetap mereka pertahankan, karena
sangat efektif mempengaruhi orang bodoh (awam), ideologi bodoh itu
sangat ilmiah dan masuk akal di kalangan orang bodoh, tapi orang yang
berpendidikan pasti bisa melihat apa maksudnya dongeng itu ? dia pasti
bisa merasakan ada sesuatu di balik cerita yang tidak ada manfaat itu,
dan bahkan sangat jelas dalam dongeng itu pun telah ada pembelaan
terhadap ajaran Syekh Muhammad bin Abdil Wahhab, kemiripan sebuah nama,
mereka gunakan untuk menutupi kesesatan ajaran mereka, agar orang buta
bertambah gelap dalam kebutaan nya, dan menyangka itulah Wahhabi
sesungguhnya yang difatwakan sesat oleh ulama Ahlus Sunnah, danajaran
sesat Syekh Muhammad bin Abdil Wahhab pun terlepas dengan hanya sebuah
dongeng belaka (na’uzubillah min dzalik).
FATWA ULAMA AHLUS SUNNAH WALJAMA’AH TENTANG AJARAN SYEKH MUHAMMAD BIN ABDIL WAHHAB AT-TAMIMI
Al-Imam Ibn Abidin Al-Hanafi berkata :
Keterangan tentang pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab, kaum Khawarij
pada masa kita. Sebagaimana terjadi pada masa kita, pada pengikut Ibn
Abdil Wahhab yang keluar dari Najd dan berupaya keras menguasai dua
tanah suci. Mereka mengikuti madzhab Hanabilah. Akan tetapi mereka
meyakini bahwa mereka saja kaum Muslimin, sedangkan orang yang berbeda
dengan keyakinan mereka adalah orang-orang musyrik. Dan oleh sebab itu
mereka menghalalkan membunuh Ahlussunnah dan para ulamanya sampai
akhirnya Allah memecah kekuatan mereka, merusak negeri mereka dan
dikuasai oleh tentara kaum Muslimin pada tahun 1233 H. (Hasyiyah Raddul
Muhtar ‘ala Ad-Durr al-Mukhtar-juzuk 4- halaman 262).
Al-Imam Muhammad bin Abdullah bin Humaid Al-Hanbali An-Najdi berkata :
Abdul Wahhab bin Sulaiman At-Tamimi An-Najdi, adalah ayah pembawa
dakwah Wahhabiyah, yang percikan apinya telah tersebar di berbagai
penjuru. Akan tetapi antara keduanya terdapat perbedaan. Padahal
Muhammad (pendiri Wahhabi) tidak terang-terangan berdakwah kecuali
setelah meninggalnya sang ayah. Sebagian ulama yang aku jumpai
menginformasikan kepadaku, dari orang yang semasa dengan Syaikh Abdul
Wahhab ini, bahwa beliau sangat murka kepada anaknya, karena ia tidak
suka belajar ilmu fiqih seperti para pendahulu dan orang-orang di
daerahnya. Sang ayah selalu berfirasat tidak baik tentang anaknya pada
masa yang akan datang. Beliau selalu berkata kepada masyarakat, “Hati-hati, kalian akan menemukan keburukan dari Muhammad.”
Sampai akhirnya takdir Allah benar-benar terjadi. Demikian pula putra
beliau, Syaikh Sulaiman (kakak Muhammad bin Abdul Wahhab), juga
menentang terhadap dakwahnya dan membantahnya dengan bantahan yang baik
berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi shallallahu
alaihi wa sallam. Syaikh Sulaiman menamakan bantahannya dengan
judul Fashl al-Khithab fi al-Radd ‘ala Muhammad bin Abdul Wahhab. Allah
telah menyelamatkan Syaikh Sulaiman dari keburukan dan tipu daya
adiknya meskipun ia sering melakukan serangan besar yang mengerikan
terhadap orang-orang yang jauh darinya. Karena setiap ada orang yang
menentangnya, dan membantahnya, lalu ia tidak mampu membunuhnya secara
terang-terangan, maka ia akan mengirim orang yang akan menculik dari
tempat tidurnya atau di pasar pada malam hari karena pendapatnya yang
mengkafirkan dan menghalalkan membunuh orang yang menyelisihinya.
(As-Suhub Al-Wabilah ‘ala Dharaih Al-Hanabilah-halaman 275).
Al-Imam Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan Asy-Syafi’I Al-Makki :
Sayyid Abdurrahman al-Ahdal, mufti Zabid berkata: “Tidak perlu menulis
bantahan terhadap Ibnu Abdil Wahhab. Karena sabda Nabi shallallahu
alaihi wa sallam cukup sebagai bantahan terhadapnya, yaitu “Tanda-tanda
mereka (Khawarij) adalah mencukur rambut (maksudnya orang yang masuk
dalam ajaran Wahhabi, harus mencukur rambutnya)”. Karena hal itu belum
pernah dilakukan oleh seorang pun dari kalangan ahli bid’ah. (Fitnah
Al-Wahhabiyah, halaman. 54).
Al-Imam Ahmad bin Muhammad As-Shawi Al-Maliki :
Ayat ini turun mengenai orang-orang Khawarij, yaitu mereka
yang mendistorsi penafsiran al-Qur’an dan Sunnah, dan oleh sebab itu
mereka menghalalkan darah dan harta benda kaum Muslimin sebagaimana
yang terjadi dewasa ini pada golongan mereka, yaitu kelompok di negeri
Hijaz yang disebut dengan aliran Wahhabiyah, mereka menyangka bahwa
mereka akan memperoleh sesuatu (manfaat), padahal merekalah orang-orang
pendusta. (Hasyiyah al-Shawi ‘ala Tafsir al-Jalalain- juzuk 3- halaman
307).
Pandangan Ulama empat madzhab di atas sangat jelas untuk ajaran Syekh
Muhammad bin Abdil Wahhab At-Tamimi An-Najdi yang bernama Wahhabi,
bukan untuk ajaran Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum atau Firqah
Wahbiyyah Rustumiyyah Ibadhiyyah.
KESIMPULAN
~ Firqah yang difatwakan sesat oleh Al-Lakhmi dalam dongeng
adalah ajaran yang dinisbahkan kepada Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin
Rustum yang bernama Wahhabiyyah, tapi kenyataan nya dalam rujukan kitab
itu, bukan bernama Wahhabiyyah tapi Wahbiyyah.
~ Wahbiyyah bukan nisbah kepada Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum, tapi nisbah kepada Abdullah bin Wahbi Ar-Rasibi.
~ Wahbiyyah dan Wahhabiyyah adalah dua nama untuk dua ajaran yang berbeda dan masa berbeda.
~ Wahhabi atau Wahhabiyyah yang telah difatwakan sesat oleh
Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah semua Madzhab, sejak kemunculan nya
sampai sekarang adalah ajaran Syekh Muhammad bin Abdil Wahhab At-Tamimi
An-Najdi, dan tidak ada hubungan dengan fatwa Al-Lakhmi.
~ Ada misi di balik dongeng tersebut, mereka ingin membela
ajaran Syekh mereka dengan cara berdusta dan membodohi para pengikut
setia mereka, dan mengalihkan semua Fatwa Ulama hlus Sunnah Waljama’ah
kepada ajaran lain yang hampir serupa nama nya dalam penulisan dan
bacaan nya.
~ Fatwa Ulama Ahlus Sunnah seluruh Madzhab, ditujukan kepada
ajaran Syekh Muhammad bin Abdil Wahhab An-Najdi, yakni ajaran
Salafi-Wahabi.
~ Wahabi dalam dongeng tersebut tidak ada hubungan dengan Salafi-Wahabi, bukan sebagai bukti sesat nya atau tidak sesat nya.
~ Wahhabi yang sesungguhnya hanya ada satu yakni ajaran Syekh
Muhammad bin Abdil Wahhab At-Tamimi An-Najdi, karena ajaran Abdul
Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum tidak pernah dinamakan dengan nama
Wahhabi kecuali hanya dalam dongeng itu saja.
~ Hati-hati membaca dongeng, jangan sampai anda termakan dan menjadi korban sebuah dongeng, apalagi dongeng dalam masalah Agama.
Semoga tulisan ini menjadi ilmu bagi penulis dan pembaca semua, dan
juga kepada siapa pun yang pernah termakan oleh dongeng itu, Wallahul
muwaffiq ila aqwamit thoriq, amiin…
http://edukasi.kompasiana.com/2013/02/21/dongeng-populer-wahhabiyyah-rustumiyyah-535894.html