Rasulullah Saw dalam khutbah Ghadir bersabda, "Allah Swt adalah pemimpin kalian dan Yang kalian sembah, maka setelah Allah, wali kalian adalah utusan dan nabi-Nya yang saat ini berbicara di depan kalian. Dan atas perintah Allah, setelahku, Ali adalah wali dan imam kalian. Ketika itu, imamah (kepemimpinan) akan dipegang oleh putra-putraku dari keturunan Ali. Hukum ini berlaku sampai hari kiamat ketika kalian bertemu dengan Allah Swt dan rasul-Nya."
Pada tahun ke-10 hijrah, Rasulullah Saw atas perintah Allah Swt menunaikan haji terakhirnya, selain untuk mengajarkan manasik haji kepada umat Islam, juga menyampaikan taklif imamah dan pewaris kepemimpinan umat. Pada kesempatan itu, lebih dari 120 ribu Muslimin menyertai Rasulullah, yang hingga saat itu jumlah sebanyak itu belum terjadi sebelumnya. Setelah selesai menunaikan haji, diumumkan agar semua jemaah haji keluar dari Mekkah untuk berkumpul dalam sebuah acara penting di Ghadir Khum, titik perpisahan para hujjaj menuju tempat tinggal masing-masing. Ketika sampai di Ghadir Khum, Rasulullah memerintahkan karavan haji untuk berhenti.
Salman, Abu Dzar, Miqdad, dan Ammar, yang termasuk sahabat setia Rasulullah, memilih tempat istirahat di bawah sebuah pohon tua. Mereka meletakkan kain di atas ranting-ranting pohon tersebut sebagai peneduh dan menyiapkan mimbar tinggi dari batu dan kelana onta untuk Rasulullah berkhutbah. Mimbar itu cukup tinggi sehingga semua orang dapat melihat Rasulullah ketika beliau menyampaikan khutbah. Setelah semua hujjaj berkumpul, Rasulullah mulai menyampaikan khutbah yang termasuk paling bersejarah.
Pada bagian awal khutbah, setelah memanjatkan puji syukur kepada Allah Swt dan menyebutkan sifat-sifat-Nya, Rasulullah Saw menyinggung sebuah tugas penting dari Allah Swt dan bersabda: "Sekarang aku bersaksi atas penghambaanku dan ketuhanan-Nya. Dan aku akan melaksanakan tugas yang diwahyukan kepadaku… Tidak ada Tuhan selain-Nya (Allah Swt), karena Dia berfirman, agar aku menyampaikan apa yang diturunkan kepadaku. Jika aku tidak melaksanakannya maka aku tidak menyampaikan risalah-Nya. Allah Swt telah memberikan jaminan keamanan (dari gangguan) manusia." Ucapan Rasulullah ini menyinggung pada ayat 67 surat al-Maidah.
Rasulullah Saw diperintahkan Allah untuk untuk menyampaikan wilayah (kepemimpinan) Ali bin Abi Thalib as. Beliau mengatakan, Allah Swt berfirman "Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir."
"Wahai umat, aku tidak lalai dalam menyampaikan apa yang telah diturunkan Allah kepadaku, dan aku akan menjelaskan kepada kalian sebab diturunkannya ayat ini. Malaikat Jibril tiga kali diutus menemuiku dan… memerintahkanku untuk mengumpulkan umat dan menjelaskan bahwa Ali bin Abi Thalib adalah saudaraku, pewarisku, dan penggantiku atas umatku, serta pemimpin setelahku. Ali di sisiku sama seperti Harun as di sisi Musa as, akan tetapi tidak ada nabi setelahku. Ali adalah pemimpin kalian setelah Allah Swt dan rasul-Nya."
"Dan Allah Swt berfirman mengenai sebuah ayat dalam al-Quran bahwa sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan Ali bin Abi Thalib adalah yang menunaikan shalat dan bersedekah ketika ruku dan yang di setiap kondisi memperhatikan keridhoan Allah Swt dalam setiap langkahnya."
Muhammad Mustafa (Saw) dalam khutbahnya menyinggung beratnya tugas menyampaikan pesan tersebut karena kaum musyrikin masa lalu, yang secara lahiriah telah beriman, kini bergabung dalam barisan orang-orang munafik. Rasulullah dalam hal ini bersabda, "Wahai umat, aku meminta kepada Jibril untuk menyampaikan kepada Allah Swt agar membatalkan tugasku dalam menyampaikan masalah penting ini, karena aku mengetahui sedikitnya orang yang bertakwa, banyaknya kaum munafik dan fasid, serta para penghina dan pencemooh Islam. Orang-orang yang Allah Swt dalam kitab-Nya menyebut mereka (munafikin) dengan sifat, mereka yang mengatakan hal-hal yang tidak sesuai dengan di hati mereka, dan mereka meremehkan hal itu padahal di sisi Allah hal itu merupakan perkara besar. Juga karena kaum munafikin yang berulangkali mengangguku, sehingga mereka menyebutkan ‘udun' (orang yang mendengar segala ucapan) dan mereka mengiraku demikian, …sampai ketika Allah Swt menurunkan ayat dan berfirman, Di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang menyakiti Nabi dan mengatakan: "Nabi mempercayai semua apa yang didengarnya". Katakanlah: "Ia mempercayai semua yang baik bagi kamu, ia beriman kepada Allah, mempercayai orang-orang mukmin, dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kamu. Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka azab yang pedih."
Setelah itu, Rasulullah menyebutkan berbagai keutamaan Ali as dan menyebut Ali sebagai Amirul Mukminin. Dalam hal ini Rasulullah Saw memberikan penjelasan tentang Imam Ali as dan putra-putra sucinya, "Wahai umat, dia adalah penolong agama Allah Swt dan pembela Rasulullah, dan dia dengan ketakwaan sucinya, menjadi pembimbing orang-orang yang telah diberi hidayah. Nabi kalian adalah nabi terbaik dan pewarisnya adalah pewaris terbaik… Wahai umat, ketahuilah hal ini tentangnya dan pahamilah dan mengertilah bahwa Allah Swt telah menjadikannya pemimpin dan imam kalian serta ketaatan terhadapnya wajib. Wajib bagi para muhajirin dan ansar mengikutinya, serta bagi para penduduk di gurun atau di kota, arab atau ajam, bebas atau budak, besar atau kecil, hitam atau putih, dan setiap para penyembah ketauhidan. Setiap orang yang menentangnya akan terlaknat, dan setiap yang orang mengikutinya dan mengakuinya akan mendapat rahmat Allah Swt. Dan Allah akan mengampuni dosa-dosa orang yang mendengarnya dan menaatinya."
Rasulullah Saw mengetahui ketidakpatuhan umat atas kepemimpinan Imam Ali as sepeninggal beliau dan berulangkali nabi menekankan kembali bahwa pewaris dan pemimpin setelahnya adalah Imam Ali as. Rasulullah bersabda, "Wahai umat, ini adalah kali terakhir aku berdiri di perkumpulan seperti ini. Maka dengarkanlah dan taatilah dan pasrahlah di hadapan perintah Allah Swt, karena Dia adalah pemimpin dan Tuhan yang kalian sembah, dan setelah-Nya, pemimpin kalian adalah utusan dan nabi-Nya yang saat ini tengah berbicara kepada kalian. Dan atas perintah Allah, setelahku, Ali menjadi pemimpin dan imam kalian. Setelah itu, kepemimpinan dipegang oleh putra-putraku dari keturunan Ali. Ini adalah hukum yang berlaku hingga kiamat ketika kalian bertemu Allah dan rasul-Nya… Ali adalah orang pertama yang beriman kepada Allah Swt dan rasul-Nya, dan tidak ada orang yang melebihinya dalam beriman kepadaku. Dia adalah orang yang mengorbankan nyawa demi Rasulullah. Dia yang bersama Rasulullah di saat tidak ada orang menyembah Allah. (Ali) orang pertama yang menunaikan shalat dan yang beribadah kepada Allah Swt bersamaku."
Rasulullah Saw menyampaikan perintah Allah Swt tentang Imam Ali kepada umatnya dan bersabda, "Ketahuilah bahwa Jibril menyampaikan pesan ini dari Allah Swt kepadaku dan berkata, setiap orang yang memusuhi Ali dan mengingkari kepemimpinannya, maka laknat dan murka Allah terhadapnya. Takutlah kepada Allah atas pengingakaran terhadap Ali, jangan sampai langkah kalian tergelincir setelah keimanan kalian, sesungguhnya Allah mengetahui segala sesuatu yang kalian lakukan… Wahai manusia, renungkanlah al-Quran dan ayat-ayatnya serta perhatikan muhkamat (jelas) dan hindari hal-hal mutashabih (samar). Demi Allah, tidak ada yang menjelaskan batin al-Quran dan tafsirnya kecuali orang yang tangannya sedang aku genggam dan yang aku dekatkan denganku, yang lengannya sedang ku genggam, dan tangannya aku angkat dan aku menyatakan kepada kalian, "Siapa yang menganggap aku sebagai pemimpinnya maka Ali juga pemimpinnya, Ali bin Abi Thalib adalah saudaraku dan penggantiku. Kepemimpinannya (datang) dari Allah Swt yang diturunkan kepadaku. Ya Allah! Cintailah siapa saja yang mencintai Ali dan musuhilah siapa saja yang memusuhinya, tolonglah siapa saja yang menolongnya, dan hinakanlah siapa saja yang menghinakannya."
Dengan demikian Rasulullah Saw telah menyempurnakan risalah dan hujjahnya. Kemudian beliau memerintahkan kepada Muslimin untuk berbaiat kepada Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib as. Rasulullah bersabda, "Ketahuilah bahwa setelah khutbahku, aku mengajak kalian untuk bersalaman denganku dan dengannya (Ali). Wahai umat, sampaikan apa yang aku sampaikan kepada kalian, dan ucapkanlah salam kepada Ali dengan julukan Amirul Mukminin."
"Wahai umat, keutamaan Ali bin Abi Thalib lebih banyak dari jika aku sebutkan dalam satu pertemuan. Maka setiap orang yang memberitahukannya kepadamu, dan mengetahuinya, maka terimalah."(IRIB Indonesia)
Pada tahun ke-10 hijrah, Rasulullah Saw atas perintah Allah Swt menunaikan haji terakhirnya, selain untuk mengajarkan manasik haji kepada umat Islam, juga menyampaikan taklif imamah dan pewaris kepemimpinan umat. Pada kesempatan itu, lebih dari 120 ribu Muslimin menyertai Rasulullah, yang hingga saat itu jumlah sebanyak itu belum terjadi sebelumnya. Setelah selesai menunaikan haji, diumumkan agar semua jemaah haji keluar dari Mekkah untuk berkumpul dalam sebuah acara penting di Ghadir Khum, titik perpisahan para hujjaj menuju tempat tinggal masing-masing. Ketika sampai di Ghadir Khum, Rasulullah memerintahkan karavan haji untuk berhenti.
Salman, Abu Dzar, Miqdad, dan Ammar, yang termasuk sahabat setia Rasulullah, memilih tempat istirahat di bawah sebuah pohon tua. Mereka meletakkan kain di atas ranting-ranting pohon tersebut sebagai peneduh dan menyiapkan mimbar tinggi dari batu dan kelana onta untuk Rasulullah berkhutbah. Mimbar itu cukup tinggi sehingga semua orang dapat melihat Rasulullah ketika beliau menyampaikan khutbah. Setelah semua hujjaj berkumpul, Rasulullah mulai menyampaikan khutbah yang termasuk paling bersejarah.
Pada bagian awal khutbah, setelah memanjatkan puji syukur kepada Allah Swt dan menyebutkan sifat-sifat-Nya, Rasulullah Saw menyinggung sebuah tugas penting dari Allah Swt dan bersabda: "Sekarang aku bersaksi atas penghambaanku dan ketuhanan-Nya. Dan aku akan melaksanakan tugas yang diwahyukan kepadaku… Tidak ada Tuhan selain-Nya (Allah Swt), karena Dia berfirman, agar aku menyampaikan apa yang diturunkan kepadaku. Jika aku tidak melaksanakannya maka aku tidak menyampaikan risalah-Nya. Allah Swt telah memberikan jaminan keamanan (dari gangguan) manusia." Ucapan Rasulullah ini menyinggung pada ayat 67 surat al-Maidah.
Rasulullah Saw diperintahkan Allah untuk untuk menyampaikan wilayah (kepemimpinan) Ali bin Abi Thalib as. Beliau mengatakan, Allah Swt berfirman "Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir."
"Wahai umat, aku tidak lalai dalam menyampaikan apa yang telah diturunkan Allah kepadaku, dan aku akan menjelaskan kepada kalian sebab diturunkannya ayat ini. Malaikat Jibril tiga kali diutus menemuiku dan… memerintahkanku untuk mengumpulkan umat dan menjelaskan bahwa Ali bin Abi Thalib adalah saudaraku, pewarisku, dan penggantiku atas umatku, serta pemimpin setelahku. Ali di sisiku sama seperti Harun as di sisi Musa as, akan tetapi tidak ada nabi setelahku. Ali adalah pemimpin kalian setelah Allah Swt dan rasul-Nya."
"Dan Allah Swt berfirman mengenai sebuah ayat dalam al-Quran bahwa sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan Ali bin Abi Thalib adalah yang menunaikan shalat dan bersedekah ketika ruku dan yang di setiap kondisi memperhatikan keridhoan Allah Swt dalam setiap langkahnya."
Muhammad Mustafa (Saw) dalam khutbahnya menyinggung beratnya tugas menyampaikan pesan tersebut karena kaum musyrikin masa lalu, yang secara lahiriah telah beriman, kini bergabung dalam barisan orang-orang munafik. Rasulullah dalam hal ini bersabda, "Wahai umat, aku meminta kepada Jibril untuk menyampaikan kepada Allah Swt agar membatalkan tugasku dalam menyampaikan masalah penting ini, karena aku mengetahui sedikitnya orang yang bertakwa, banyaknya kaum munafik dan fasid, serta para penghina dan pencemooh Islam. Orang-orang yang Allah Swt dalam kitab-Nya menyebut mereka (munafikin) dengan sifat, mereka yang mengatakan hal-hal yang tidak sesuai dengan di hati mereka, dan mereka meremehkan hal itu padahal di sisi Allah hal itu merupakan perkara besar. Juga karena kaum munafikin yang berulangkali mengangguku, sehingga mereka menyebutkan ‘udun' (orang yang mendengar segala ucapan) dan mereka mengiraku demikian, …sampai ketika Allah Swt menurunkan ayat dan berfirman, Di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang menyakiti Nabi dan mengatakan: "Nabi mempercayai semua apa yang didengarnya". Katakanlah: "Ia mempercayai semua yang baik bagi kamu, ia beriman kepada Allah, mempercayai orang-orang mukmin, dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kamu. Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka azab yang pedih."
Setelah itu, Rasulullah menyebutkan berbagai keutamaan Ali as dan menyebut Ali sebagai Amirul Mukminin. Dalam hal ini Rasulullah Saw memberikan penjelasan tentang Imam Ali as dan putra-putra sucinya, "Wahai umat, dia adalah penolong agama Allah Swt dan pembela Rasulullah, dan dia dengan ketakwaan sucinya, menjadi pembimbing orang-orang yang telah diberi hidayah. Nabi kalian adalah nabi terbaik dan pewarisnya adalah pewaris terbaik… Wahai umat, ketahuilah hal ini tentangnya dan pahamilah dan mengertilah bahwa Allah Swt telah menjadikannya pemimpin dan imam kalian serta ketaatan terhadapnya wajib. Wajib bagi para muhajirin dan ansar mengikutinya, serta bagi para penduduk di gurun atau di kota, arab atau ajam, bebas atau budak, besar atau kecil, hitam atau putih, dan setiap para penyembah ketauhidan. Setiap orang yang menentangnya akan terlaknat, dan setiap yang orang mengikutinya dan mengakuinya akan mendapat rahmat Allah Swt. Dan Allah akan mengampuni dosa-dosa orang yang mendengarnya dan menaatinya."
Rasulullah Saw mengetahui ketidakpatuhan umat atas kepemimpinan Imam Ali as sepeninggal beliau dan berulangkali nabi menekankan kembali bahwa pewaris dan pemimpin setelahnya adalah Imam Ali as. Rasulullah bersabda, "Wahai umat, ini adalah kali terakhir aku berdiri di perkumpulan seperti ini. Maka dengarkanlah dan taatilah dan pasrahlah di hadapan perintah Allah Swt, karena Dia adalah pemimpin dan Tuhan yang kalian sembah, dan setelah-Nya, pemimpin kalian adalah utusan dan nabi-Nya yang saat ini tengah berbicara kepada kalian. Dan atas perintah Allah, setelahku, Ali menjadi pemimpin dan imam kalian. Setelah itu, kepemimpinan dipegang oleh putra-putraku dari keturunan Ali. Ini adalah hukum yang berlaku hingga kiamat ketika kalian bertemu Allah dan rasul-Nya… Ali adalah orang pertama yang beriman kepada Allah Swt dan rasul-Nya, dan tidak ada orang yang melebihinya dalam beriman kepadaku. Dia adalah orang yang mengorbankan nyawa demi Rasulullah. Dia yang bersama Rasulullah di saat tidak ada orang menyembah Allah. (Ali) orang pertama yang menunaikan shalat dan yang beribadah kepada Allah Swt bersamaku."
Rasulullah Saw menyampaikan perintah Allah Swt tentang Imam Ali kepada umatnya dan bersabda, "Ketahuilah bahwa Jibril menyampaikan pesan ini dari Allah Swt kepadaku dan berkata, setiap orang yang memusuhi Ali dan mengingkari kepemimpinannya, maka laknat dan murka Allah terhadapnya. Takutlah kepada Allah atas pengingakaran terhadap Ali, jangan sampai langkah kalian tergelincir setelah keimanan kalian, sesungguhnya Allah mengetahui segala sesuatu yang kalian lakukan… Wahai manusia, renungkanlah al-Quran dan ayat-ayatnya serta perhatikan muhkamat (jelas) dan hindari hal-hal mutashabih (samar). Demi Allah, tidak ada yang menjelaskan batin al-Quran dan tafsirnya kecuali orang yang tangannya sedang aku genggam dan yang aku dekatkan denganku, yang lengannya sedang ku genggam, dan tangannya aku angkat dan aku menyatakan kepada kalian, "Siapa yang menganggap aku sebagai pemimpinnya maka Ali juga pemimpinnya, Ali bin Abi Thalib adalah saudaraku dan penggantiku. Kepemimpinannya (datang) dari Allah Swt yang diturunkan kepadaku. Ya Allah! Cintailah siapa saja yang mencintai Ali dan musuhilah siapa saja yang memusuhinya, tolonglah siapa saja yang menolongnya, dan hinakanlah siapa saja yang menghinakannya."
Dengan demikian Rasulullah Saw telah menyempurnakan risalah dan hujjahnya. Kemudian beliau memerintahkan kepada Muslimin untuk berbaiat kepada Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib as. Rasulullah bersabda, "Ketahuilah bahwa setelah khutbahku, aku mengajak kalian untuk bersalaman denganku dan dengannya (Ali). Wahai umat, sampaikan apa yang aku sampaikan kepada kalian, dan ucapkanlah salam kepada Ali dengan julukan Amirul Mukminin."
"Wahai umat, keutamaan Ali bin Abi Thalib lebih banyak dari jika aku sebutkan dalam satu pertemuan. Maka setiap orang yang memberitahukannya kepadamu, dan mengetahuinya, maka terimalah."(IRIB Indonesia)