Menurut Kantor Berita ABNA, Ulama Marji' Taqlid, Ayatullah Al Uzhma Nasir Makarim Syirazi dalam pengajian Fiqh Kharij di masjid A'zam, kota Qom Republik Islam Iran mengucapkan selamat Hari Al-Ghadir dengan mengingatkan tentang hadis Nabi saww, "Menurut riwayat dari Rasulullah saww, salah satu tanda keimanan seseorang adalah menghidupkan malam, bertahajjud dan memohon pertolongan kepada Allah SWT. Selain itu tanda-tanda keimanan ialah berpuasa dan tidak mementingkan keduniaan dan material".
"Riwayat ini ditujukan kepada kita, yang mendakwahkan diri sebagai Syiah, Al-Ghadir tanda kepemimpinan untuk kita, namun hendaklah kita ketahui perayaan dan kelaziman tawassul ini tidak mencukupi."
Marji' Taqlid ini mengatakan, "Di dalam negara pemerintahan Ali bin Abi Talib terdapat beberapa amalan tidak bermoral dan penggelapan harta. Kita perlu berusaha menzahirkan penampilan keimanan".
Ayatullah Syirazi menambah, "Membuat pengakuan kecintaan saja masih tidak mencukupi, hendaklah kesan-kesan kecintaan terhadap ajaran Ali bin Abi Talib dan para imam yang lain, kegiatan-kegiatan mereka perlu ada di dalam sikap dan perbuatan kita".
Beliau menegaskan, "Sudah beberapa kali saya tegaskan, alim ulama dan para pelajar hendaklah lebih maju dalam amalan dan tindakan yang menzahirkan hakikat keimanan dan kecintaan terhadap kepimpinan (wilayah)".
Ulama Marja Taqlid ini menyatakan, "Baru-baru ini berita tidak menyenangkan dari Kuwait sampai kepada kita dan telah menunjukkan kebiadaban dua imam solat Jum'at Wahabi terhadap kesucian Imam Husain as di mana manusia pasti malu untuk menerangkannya".
Beliau dalam mengecam dua da'i Wahabi tersebut mengatakan, "Kedua-dua ulama ini menunjukkan kelancangan dan menghina, ziarah kemakam Imam Husain as dihitungnya sebagai syirik dan kufur, keduanya juga memprovokasi masyarakat agar menjadi orang-orang yang menaruh kebencian terhadap Syiah, mereka digerakkan untuk menjadi anti Syiah."
Ayatullah Makarim Syirazi menerangkan, "Ulama Kuwait lainnya telah memprotes peryataan mereka tersebut bahkan Kementerian Agama Kuwait telah mencekal kedua orang tersebut untuk kembali berkhutbah selama dua sampai empat bulan."
Selanjutnya Ayatullah Makarim Syirazi menegaskan, "Perlu pemerintah Kuwait ketahui, bahwa mereka inilah yang sesungguhnya pengacau, musuh keamanan dan kestabilan Negara. Keduanya tidak paham makna tauhid, tawassul, syirik dan kufur disebabkan kejahilan mereka tentang sunnah Nabi saww. Kelemahan ilmu merekalah yang membuat mereka terjebak dalam fanatisme buta."
Mengenai Tawassul dan Ziarah, Ayatullah Syirazi menerangkan, "Ziarah dan Tawassul kepada para imam yang suci telah dikenal dan dipraktikkan kaum muslimin sejak dari kurun pertama, kitab-kitab sejarah dan riwayat menjadi saksi dalam masalah ini. Kami beberapa kali menyampaikan bahwa kami bersedia duduk dalam satu majelis dialog dengan mufti besar Wahabi, dengan berdalil daripada kitab-kitab mereka, kami akan buktikan bahwa mereka berada di jalan yang salah".
Ayatullah Makarim Syirazi mengecam tidakan Wahabi-Salafi dan ekstrimis dengan menegaskan: "Mereka ini adalah golongan minoritas yang ucapannya bertentangan dengan seluruh ulama Islam, di Mesir makam kepala Sayyidina Husain as sebagaimana Haram Ahlul Bait di Iraq yang menjadi perhatian umum masyarakat Syiah dan Ahlu Sunnah, orang ramai beramai-ramai menziarahi tempat-tempat ini, para ulama al-Azhar turut memperbolehkannya, mala baru-baru ini mufti Mesir, Syaikh Jum'ah dengan sepenuh hati mempertahankan keberadaan tempat suci tersebut dan berkata jikalau mereka (orang-orang Wahabi) hendak mengancurkan situs-situs Islam yang suci, saya akan memootong tangan-tangan mereka".
Ustad Hauzah ilmiyah Qom ini mengatakan, "Ketika kita katakan kepada mereka, jika pemusnahan makam-makam suci ini kamu anggap perlu, mengapa makam Nabi saww tidak kamu hancurkan? Mereka pasti akan menjawab bahwa suara seluruh umat Islam dan ulama akan bangkit dan masalah ini dan ini menunjukkan bahwa mereka ini minoritas".
Merujuk kepada Wahabi, Marja' Taqlid ini menganjurkan supaya mereka berhenti menghancurkan kewibawaan Islam dengan jalan yang salah. Beliau menegaskan, "Individu ini tidak boleh berkhayal bahwa pengikut Syiah di Kuwait bersendirian, seluruh dunia Syiah bersama mereka, penghinaan terhadap mereka adalah penghinaan kepada seluruh pengikut Syiah".
"Saya harap pejabat pemerintahan Kuwait menghalangi khatib dan penulis asing yang memecah belahkan umat, saya juga meminta pengikut mazhab Syiah di negara ini menjauhkan diri dari perpecahan", pesan Ayatullah Makarim Syirazi menutup ceramahnya.