KEBENARAN YANG HILANG (I)
BAB I Sejarah Hidupku
Hari-Hari Masa Kecilku
Minat keagamaan telah muncul sejak aku kecil, ada fitrah yang menarikku untuk berpegang teguh kepada agama. Dalam bayanganku ke masa depan, pikiranku tidak pernah keluar dari kerangka agama. Aku melihat diriku sebagai pahlawan dan mujahid Islam yang mampu mengembalikan kehormatan agama dan kemuliaan Islam. Pada saat itu aku belum lulus dari sekolah tingkat pertama. Maklum, pemikiranku waktu itu masih dangkal. Begitu pula pengetahuanku tentang sejarah kaum Muslimin dan peradabannya masih sangat terbatas. Aku belum mengetahui kecuali beberapa kisah tentang Rasulullah saw dan peperangan yang dilakukannya terhadap orang-orang kafir, dan kisah tentang kepahlawanan dan keberanian Imam Ali as. Aku mempelajari pemerintahan Mahdiyyah di Sudan, aku merasa kagum dengan kepribadian Usman Daqnah. Dia adalah salah seorang komandan pasukan Mahdi yang pemberani di daerah timur Sudan.
Jihad yang telah membangkitkan minat saya manakala guru sejarah kami menggambarkan keberanian dan keagungan kepribadiannya kepada kami. Dia seorang mujahid di antara bukit dan lembah. Begitulah hatiku tertarik kepadanya. Saya bercita-cita ingin menjadi seperti dirinya. Mulailah saya berpikir dengan pikiran saya yang masih dangkal, bahwa untuk bisa mencapai tujuan ini maka jalan satu-satunya yang terbayang di dalam benak saya ketika itu ialah saya harus menjadi lulusan akademi militer, sehingga saya terlatih dalam strategi perang dan penggunaan senjata. Bertahun-tahun saya hidup di atas angan-angan ini, hingga akhirnya saya pindah ke sekolah tingkatan menengah. Pada tingkatan ini, pemahaman dan pengetahuan saya mulai berkembang. Mulailah saya mengenal para pemimpin kemerdekaan dunia Islam, seperti Abdurrahman al-Kawakibi, as-Sanusi, Umar Mukhtar dan Jamaluddin al-Afghani, seorang pejuang dan pemikir cemerlang yang bertolak dari Afhghanistan, dan kemudian berpindah-pindah dari satu ibu kota negara Islam yang satu kepada ibu kota negara Islam yang lain, dan begitu juga ke negara-negara bukan Islam, untuk menyebarkan pemikiran yang hidup, yang berbicara tentang sisi-sisi keterbelakangan dunia Islam dan bagaimana cara menyembuhkannya.