Imam Muhammad Baqir as: “Orang yang mencari ilmu dengan tujuan mendebat ulama (lain), mempermalukan orang-orang bodoh atau mencari perhatian manusia, maka bersiap-siaplah untuk menempati neraka. Kepemimpinan tidak berhak dimiliki kecuali oleh ahlinya”.
LAKUKAN SEKECIL APAPUN YANG KAU BISA UNTUK BELIAU AFS, WALAU HANYA MENGUMPULKAN TULISAN YANG TERSERAK!

فالشيعة هم أهل السنة

Sabtu, 18 Juni 2011

Pengaruh Agama Pada Jiwa dan Psikologis Manusia 2


Dewasa ini, pembahasan mengenai agama dan pengaruh-pengaruhnya yang signifikan terhadap berbagai sisi kehidupan merupakan sebuah topik yang banyak dibicarakan. Meskipun terdapat berbagai gambaran dan deskripsi mengenai agama, kehadiran agama dalam berbagai bidang seperti politik, sosial, dan kemasyarakatan semakin hari semakin meluas, sehingga agama menjadi pusat perhatian banyak pihak. Immanuel Kant, seorang filsuf terkenal pernah menulis, "Jika di dunia ada sesuatu yang harus dipandang oleh manusia dengan mata terbuka, maka sesuatu itu adalah agama." Pada prinsipnya agama-agama Ilahiah bertujuan untuk menghantarkan manusia pada kesempurnaan dan memberitahukan kepada manusia jalan terbaik yang harus dia tempuh dalam kehidupannya. Melalui wahyu Tuhan, agama memperkenalkan kepada manusia hakikat dan jatidirinya sebagai manusia. Selain itu, agama memberi penerangan kepada manusia dalam menjalani kehidupan dunia yang gelap gulita, serta memberikan pengetahuan tentang hal-hal baik dan hal-hal buruk.

Manusia selama hidupnya di dunia akan menghadapi berbagai interaksi dan masalah yang rumit, yang tidak bisa diselesaikannya sendirian. Selain itu, dia juga menyaksikan bahwa sangat banyak kejadian dan problema yang dihadapinya, yang terjadi di luar kontrolnya. Dalam kondisi seperti ini, dia akan merasa membutuhkan sebuah kekuatan maha besar yang bisa menjadi tempatnya bersandar. Dengan kata lain, manusia selalu mendambakan kekuatan maha besar yang jauh melebihi kekuatan yang dimilikinya, untuk mendampinginya dalam menjalani kehidupan.

Ketika manusia telah mengenali adanya kekuatan maha besar yang berkuasa atas segala sesuatu, yaitu Tuhan Penguasa Alam Semesta, dia akan memahami bahwa kehendak dan kekuasaan Tuhan sangat berpengaruh dalam setiap pekerjaan yang dilakukannya. Diapun akan merasakan ketenangan jiwa ketika menyerahkan dan menyandarkan segala sesuatu dalam kehidupannya kepada Tuhan. Ketenangan jiwa inilah buah dan manfaat dari agama. Dalam hal ini, seorang ilmuwan Swiss bernama Sant Hiler, menyatakan, "Jika keyakinan kepada agama dan kehidupan akhirat tidak dimiliki oleh manusia, kehidupan di dunia akan menjadi tanpa makna dan tanpa arah."

William James dalam bukunya, "Agama dan Jiwa" menulis, "Agama adalah sebuah keyakinan kepada adanya sebuah sistem yang tidak terlihat di tengah-tengah berbagai fenomena di dunia, dan langkah terbaik yang harus kita lakukan dalam menghadapi sistem ini adalah menyelaraskan diri dengannya." Selanjutnya James menulis, "Dapat dikatakan, agama memberikan kepada kita kemampuan untuk mengenali hakikat ketuhanan yang secara langsung berhubungan dengan kita. Jika kemampuan untuk memahami hakikat ini tidak ada dalam diri kita, maka segala kemampuan lain yang ada dalam diri kita sama sekali tidak ada manfaatnya."

Salah satu keistimewaan agama adalah memberi dorongan kuat bagi manusia untuk melaksanakan berbagai aturan dan undang-undang dalam masyarakat. Dewasa ini, telah terbukti dengan jelas bahwa hukum atau undang-undang yang dibuat manusia tidak berhasil menyelesaikan masalah dalam masyarakat. UU buatan manusia tidak bisa mencegah munculnya sikap tamak, egois, dan rakus, yang akhrnya berujung pada penindasan hak-hak orang lain. Sebaliknya, karena agama memberikan pemahaman pada manusia bahwa kehidupan di dunia sangat berkaitan dengan nasib manusia di akhirat, manusia akan terdorong untuk selalu berbuat baik dan mencegah diri dari berbagai perbuatan zalim.

Agama bahkan mampu membuat manusia taat dan patuh kepada undang-undang ketika dia sedang sendirian. Meskipun tidak ada orang lain yang melihatnya jika dia melakukan penyelewengan atau kejahatan, manusia yang beragama tetap teguh melindungi dirinya dari segala perbuatan buruk. Hal ini terjadi karena dengan agama manusia menyakini adanya Tuhan yang selalu melihat segala perbuatannya. Ia juga menyakini bahwa segala perbuatan buruknya di dunia akan mendapat balasan kelak di alam akhirat.

Manfaat lain yang diberikan oleh agama bagi manusia adalah penumbuhan rasa bahagia dan tenteram dalam masyarakat. Agama akan mendorong manusia untuk menjauhkan diri dari perbuatan jahat, melindungi hak-hak kaum lemah, dan saling menyayangi sesama manusia. Sikap-sikap mulia seperti ini akan memberi ketenangan kepada jiwa manusia. Adalah sebuah kenyataan bahwa ketika kita memberikan kebahagiaan dan kesenangan kepada orang lain, pada saat yang sama, jiwa dan hati kita pun akan merasa senang dan bahagia. Bila manusia saling berbuat baik satu sama lain, akan tercipta sebuah masyarakat yang tenteram dan menyenangkan. Itulah sebabnya agama selalu menyeru umatnya agar berbuat baik kepada orang lain.

Seorang ilmuwan pernah mengatakan, "Manifestasi etika terbaik dalam masyarakat merupakan kristalisasi dari agama." Oleh karena itu, di dalam dunia dewasa ini, yang dipenuhi oleh beraneka ragam kejahatan, penyelewengan, kebejatan, dekadensi moral, penyimpangan susila, serta kebobrokan akhlak, sudah saatnya manusia kembali kepada agama. Kehidupan tanpa agama hanya memberikan keresahan jiwa kepada manusia. Sebaliknya, kehidupan dengan berpegang teguh pada agama serta mematuhi segala petunjuk agama, akan memberikan ketenangan jiwa kepada manusia dan ketenteraman kehidupan dalam masyarakat. (IRIB)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...