Ayatullah Al Uzhma Nashir Makarim Syirazi Ahad (31 Juli) dihadapan jama'ah shalat Haram Sayyidah Ma'sumah menyampaikan hal-hal penting mengenai pelaksanaan puasa. Beliau berkata, "Puasa bukan hanya sekedar tidak makan dan tidak minum semata, namun semua wujud insan baik hati maupun semua anggota badan juga harus berpuasa."
Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah Al Uzhma Nashir Makarim Syirazi Ahad (31 Juli) dihadapan jama'ah shalat Haram Sayyidah Ma'sumah menyampaikan hal-hal penting mengenai pelaksanaan puasa. Beliau berkata, "Puasa bukan hanya sekedar tidak makan dan tidak minum semata, namun semua wujud insan baik hati maupun semua anggota badan juga harus berpuasa."
Ulama marja yang juga sebagai tenaga pengajar di Hauzah Ilmiyah Qom ini lebih lanjut mengatakan, "Jagalah lidah dari perkataan dusta, mencela dan menggibah orang, mata juga harus terhindar dari melihat hal-hal yang diharamkan dan segala bentuk jenis kekejian."
"Bulan Ramadhan adalah bulan kasih sayang, bulan perdamaian dan bulan penyucian, karenanya segala bentuk pertikaian harus dihindari." Pesan beliau.
Beliau berkata lebih lanjut, "Puasa yang sejati adalah hatta hati manusia bersih dari selain Allah swt dan mengikhlaskan segala perbuataannya hanya karena Allah swt."
Menurut ulama marja taklid ini, do'a adalah bentuk amalan ibadah yang paling baik di bulan Ramadhan. "Bulan Ramadhan adalah bulan diijabahnya do'a-do'a, karenanya hendaklah yang berpuasa mendo'akan kaum muslimin di Negara-negara yang sedang mengalami konflik dalam negaranya, khususnya buat rakyat Bahrain. Kaum muda berdo'a agar Allah menjauhkan mereka dari kesenangan mengikuti langkah-langkah syaitan. Orang-orang yang tergeletak tidak berdaya karena didera rasa sakit di rumah-rumah sakit, orang-orang yang dipenjara karena adanya ketidak adilan, membutuhkan do'a-do'a kita semua."
Ayatullah Makarim Syirazi tentang do'a mengatakan, "Do'a jangan hanya dibatasi untuk kepentingan diri sendiri dan keluarga saja, namun juga buat sebanyak-banyaknya orang khususnya seluruh kaum muslimin dan orang-orang yang masih terjebak dalam kubangan dosa."
Beliau memesankan bahwa perhatian kepada Al-Qur'an, kepada orang-orang yang membutuhkan, kasih sayang kepada sesama manusia harus lebih ditingkatkan selama bulan Ramadhan.
Pada bagian lain dari ceramahnya, Ayatullah Makarim Syirazi mengatakan keterkaitan yang erat antara puasa dan keimanan. "Dalam Al-Qur'an Allah memerintahkan berpuasa kepada orang-orang yang beriman, ini menunjukkan puasa hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman. Tanpa iman dengan sendirinya orang akan enggan untuk menjalankan puasa sebulan penuh. Dan dengan puasa keimanan dan ketakwaan kepada Allah akan meningkat."
"Puasa adalah salah satu bentuk pendidikan yang sangat berpengaruh pada jiwa. Karenanya puasa telah menjadi tradisi bagi para Anbiyah dan orang-orang saleh. Puasa sangat berkaitan erat dengan ketakwaan, barang siapa di akhir Ramadhan nanti kesalehan dan ketakwaannya meningkat, ini menunjukkan puasa yang dia lakukan adalah puasa yang sebenarnya. Namun jika sebaliknya, pasca Ramadhan ia tidak ubahnya sebagaimana sebelumnya atau malah semakin durhaka, semakin senang berbuat maksiat, maka sesungguhnya puasa dia hanyalah sekedar menahan lapar dan dahaga saja." Tegas beliau.
Ayatullah Makarim Syirazi berdasarkan pesan Al-Qur'an menilai tujuan utama dari pelaksanaan puasa adalah membina ketakwaan. Beliau berkata, "Puasa adalah untuk melahirkan insan-insan yang bertakwa. Orang yang bertakwa adalah orang yang ridha pada apapun keputusan dan kehendak Allah"
Dipenghujung ceramahnya Ayatullah Makarim Syirazi sedikit menyinggung mengenai fiqih Ramadhan. "Karena Islam adalah agama yang mudah dan tidak mempersulit pengikutnya karenanya ada tiga kelompok yang diperbolehkan untuk meninggalkan puasa, yaitu orang-orang yang sakit, yang sedang dalam perjalanan dan orang-orang yang tidak memiliki cukup kemampuan untuk berpuasa. Bagi kelompok yang ketiga, di hari dimana ia tidak berpuasa ia harus mengenyangkan seorang fakir miskin."