Imam Muhammad Baqir as: “Orang yang mencari ilmu dengan tujuan mendebat ulama (lain), mempermalukan orang-orang bodoh atau mencari perhatian manusia, maka bersiap-siaplah untuk menempati neraka. Kepemimpinan tidak berhak dimiliki kecuali oleh ahlinya”.
LAKUKAN SEKECIL APAPUN YANG KAU BISA UNTUK BELIAU AFS, WALAU HANYA MENGUMPULKAN TULISAN YANG TERSERAK!

فالشيعة هم أهل السنة

Kamis, 08 Desember 2011

Mengapa Asyura Dirayakan?

Faktor-faktor yang mendasari pengikut mazhab Ahlulbait memperingati hari syahadah Imam Husain as atau yang disebut dengan “Asyura” di antaranya sebagai berikut:

a. Adanya teks-teks hadis secara umum tentang keharusan kita mencintai Imam Husain sebagai salah seorang dari pribadi-pribadi keluarga Nabi yang disucikan. Dan salah satu bentuk mengekspresikan kecintaan itu dengan memperingati hari lahir dan wafat beliau.

b. Adanya contoh dari para Imam suci Ahlulbait as atas hal itu, bahkan diriwayatkan berbagai hadis yang menyebutkan tentang keutamaan memperingati hari Asyura dengan berbagai ritual khusus, seperti membaca doa ziarah Asyura, saling mengucapkan ucapan bela sungkawa sesama mukmin dan bahkan adanya riwayat yang melarang kita untuk melakukan aktivitas ekonomi (mata pencaharian) di hari itu, karena hari itu adalah hari yang tidak akan membawa berkah.


c. Momentum yang tepat untuk menghidupkan sebuah fakta dalam sejarah yang pernah ditulis dengan tinta merah yang dengan terus memperingatinya, kita akan tetap mengingat dan tidak melupakannya. Selanjutnya akan kita jadikan sebagai sebuah baliho besar di depan mata kepala dan hati kita, agar dapat kita petik berbagai hikmah dan pelajaran yang sangat berguna sebagai bekal kita mengarungi dan menjalani kehidupan keseharian kita.

d. Kita memiliki tugas untuk melestarikan ajaran agama dan memberikannya sebagai tongkat estafet yang harus tetap dipegang oleh generasi berikutnya. Tanpa peringatan-peringatan seperti itu, maka nama, sejarah dan sepak terjang Imam Husain as akan hilang dan tidak akan dikenal oleh anak dan cucu kita.

Coba bayangkan jika maulid Nabi kita Muhammad saw tidak pernah diperingati, maka pasti kita tidak akan tahu kapan Nabi dilahirkan, bagaimana sepak terjang beliau dan apa pesan dan ajaran sucinya. Anak-anak kita tidak akan tahu hal itu, walapun ditulis dalam buku-buku sejarah. Sama halnya dengan hari kelahiran para tokoh dan pahlawan; sebut saja Imam Bonjol, Diponegoro, Pattimura dan lain-lain, walaupun ditulis di dalam buku-buku sejarah dan dipelajari di sekolah-sekolah, namun karena tidak diperingati, maka tidak melekat di pikiran kita kapan beliau-beliau lahir, apalagi ajaran dan pesan-pesan berharganya.
http://iccjakarta.com/index.php?option=com_content&view=article&id=282:ini-dia-alasan-peringatan-asyura&catid=35:latest-news&Itemid=75&lang=en
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...